Oleh Ridhazia
Psikopat itu orang gila tanpa gangguan mental. Ia sehat, bugar, cerdas. Juga terdidik. Bisa menulis dan membaca. Bahkan berpikir skeptis dan mampu mengkritik.
Dia juga predator sosial yang cenderung sensasional yang sama-sama berkeliaran di dunia maya.Tak kecuali menebar fitnah.
Itu pendapat periset Robert D Hare. Profesor sekakigus psikolog yang dikenal karena penelitiannya di bidang psikologi kriminal pada Universitas British Columbia, Kanada. Dan, itu semua ditemukan antara lain pada politisi.
Mengapa?
Psikopat adalah gangguan kepribadian. Cenderung kurang empati juga perilakunya impulsif. Pribadi dengan gangguan psikologis ini lazim temperamental tapi sangat sulit dideteksi karena penderitanya dapat terlihat seperti orang normal pada umumnya. Bahkan psikopat juga bisa terlihat ramah dan disukai oleh banyak orang. Tapi hanya manipulasi.
Kriteria psikopat
Dalam buku tentang psikopati, The Mask of Sanity, peneliti Hervey Cleckley (1903–1984) menulis kriteria diagnostik paling standar dari rerata politisi yang psikopat yaitu tidak memiliki penyesalan dan empati. Cenderung paling benar sendiri. Egosentrisitasnya tinggi. Pesonanya hebat tapi manipulatif. Bahkan ia kerap menolak tanggung jawab sosialnya.
Ahli genetika perilaku dan Profesor Emeritus Psikologi dan Psikiatri di University of Minnesota David Lykken (1928-2006) memaparkan kalau politisi yang psikopat relatif tidak takut, tidak tahu malu, bahkan kasar terhadap keluarganya dan bawahannya. Dan ia tipe manusia yang bersedia melakukan atau mengatakan hampir semua hal yang diperlukan untuk mencapai tujuannya.*
* Ridhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunung Djati, jurnalis, pemerhati komunikasi sosial politik, bermukim di Vila Bumi Panyawangan, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.