Kolom Sosial Politik

Kematian MENDADAK

45views

 

Oleh Ridhazia

Kematian keniscayaan makhluk hidup. Juga dialami manusia. Usia bukan ukuran. Tetapi kematian mendadak selalu menyisakan pertanyaan penelitian ilmu kedokteran.

Abai Peringatan

Gejala nyeri dada, kesulitan bernapas, pusing, jantung berdebar, atau pingsan hingga jantung berdetak terlalu cepat, atau terlalu lambat, atau tidak teratur selalu menjadi permulaan peringatan.

Tapi gejala itu kerap diabaikan. Dan, dianggap sebagai hal yang biasa-biasa saja. Dengan dalih akibat kelelahan atau masuk angin biasa yang tidak memerlukan pemeriksaan kedokteran.

Genetik

Para peneliti telah menemukan kematian mendadak terkait genetik dari moyangnya yang juga memiliki sindrom kematian mendadak.

Lebih dari 20 persen kerabat yang mati mendadak tingkat pertama saudara sekandung, orang tua, bahkan anak-anak keturunan hingga beberapa generasi.

Gaya Hidup

Sindrom kematian mendadak juga karena berurusan dengan faktor risiko pekerjaan yang sangat melelahkan. Bahkan gaya hidup yang melampaui batas-batas normal biasa.

Lelah pikiran dan perasaan yang sudah mengganggu kenyamanan dibalik alasan. Terutama di kalangan kaum Adam yang berusia di atas 30 tahun. Jumlahnya dua kaki lipat dari Hawa.

Hasil Penelitian

Penelitian di Singapura menemukan relevansi sindrom kematian mendadak dengan masalah kardiovaskular seperti miokarditis yaitu peradangan otot jantung, stroke dan diseksi aorta, yaitu robekan pada lapisan dalam pembuluh darah besar.

Juga kemungkinan mengalami kardiomiopati hipertrofi yakni penebalan tidak normal pada otot jantung, atau anomali koroner kongenital atau aritmia yaitu kelainan detak jantung.

Terima kasih Dokter Laras.*

* Ridhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunung Djati Bandung, jurnalis dan kolumnis, pemerhati psikologi dan komunikasi sosial politiik, bermukim di Bandung, Jawa Barat.

Leave a Response