
BARAK MILITER
Tidak Menakutkan dan Hidup Disiplin
Oleh: Ridhazia
Barak militer alias tangsi kembali populer setelah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengirimkan sejumlah siswa SMA yang “bermasalah” ke tempat khusus tentara ini.
Lalu, orangtua sangat menghawatirkan nasib anak-anaknya. Malah sejumlah tokoh pendidikan dan KPAI bersilat lidah. Berkomentar.
Asal Usul Barak
Asal usul barak dari kata Spanyol Kuno “barraca” yang berarti tenda prajurit atau asrama militer.
Kata barak sudah dikenal sejak era Romawi Kuno sebagai bangunan permanen yang kokoh untuk penampungan pasukan elite Garda Praetorian Romawi.
Sejak Perang Dunia II barak militer berubah menjadi tempat gudang senjata dan lokasi latihan operasi militer. Selain tempat tinggal sementara prajurit dengan aturan yang ketat.
Barak Dulu
Dulu, barak militer terasa asing. Pagar kawat berduri dan karung pasir. Gelap dan sunyi. pemandangan yang seram, seperti tembok beton yang kokoh, bangunan yang terlihat sepi dan terbengkalai. Pohon-pohon yang tidak terawat.
Bayangan ketakutan juga menghantui karena ada gudang amunisi dan senjata. Sesekali terdengar suara sepatu prajurit berderap-derap di keheningan malam. Atau nyanyian korp militer.
Keheningan yang luar biasa juga terasa sangat menakutkan, karena suara-suara yang tidak biasa akan terdengar lebih kuat. Mungkin, sesekali terdengar letusan senjata dan perintah-perintah yang keras.
Dideskripsikan, ruang tahanan di dalam barak tidak manusiawi, atau sangat buruk dan tidak layak. Kumuh dan kurangnya ventilasi, kebersihan yang buruk, atau bahkan keterbatasan ruang untuk tidur dan beraktivitas.
Barak Sekarang
Sekarang, kehidupan di barak dapat serupa dengan kehidupan di asrama. Tidak kumuh. Malah sedikit terhibur dengan suara-suara seperti marching band. Ada pula lapang tenis, basket, sepakbola, bulutangkis bahkan fitnes centre.
Pokoknya bangunan permanen yang tidak mewah lebih dari cukup sebagai sebuah asrama untuk melepas lelah para prajurit bersama keluarganya.
Dijamin Menyenangkan!
Bagi siapa saja yang menjalani pelatihan atau pendidikan di barak militer menjanjikan dapat mengubah hidup secara drastis.
Selama berada di dalam barak tidak meninggalkan kehidupan sehari-hari. Biasa saja. Hanya dituntut menyesuaikan diri dengan gaya hidup disiplin. Latihan fisik dan mental. *
* Ridhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunung Djati, jurnalis dan kolumnis, pemerhati psikologi dan komunikasi sosial politik, bermukim di Bandung, Jawa Barat.





