” Tukang Ngomong Praktik Kosong, Tanpa Buku Literasi Omong Kosong”
Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis
National Institute for Literacy, mendefinisikan Literasi sebagai “kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.” Definisi ini memaknai Literasi dari perspektif yang lebih kontekstual. Dari definisi ini terkandung makna bahwa definisi Literasi tergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan tertentu.
Oleh Bachtiar Adnan Kusuma
PENULIS– diudang Duta Baca Provinsi Sulsel, Ramlah di Launching bukunya tentang Demokrasi di Kafe Baca Jl. Adyaksa Makassar, Sabtu 2 Maret 2024. Penulis didapuk menjadi pembicara dan penulis kembali pertegas bahwa bicara Literasi, bicara Pembudayaan Membaca tak cukup asal ngomong atau bicara saja tanpa praktik, Tanpa buku Literasi Omong Kosong.
Penulis kembali menggugah peserta launching buku yang diikuti para Duta Sulsel, seniman, budayawan serta penulis bahwa menulis buku adalah industri. Sebagai industri, menulis buku tak cukup hanya untuk mengejar prestise, atau kepentingan naik status atau gagah-gagahan.Penting, buku sebagai industri mestinya dikemas dengan profesional, ada promosi, ada pemasaran, ada produk buku, ada pembaca atau pembeli, ada distribusi. “Penulis melahirkan karya Buku juga mestinya memberi efek ekonomi bagi penulisnya. Bukankah Literasi bisa memberi efek Kesejahteraan “ Knowledge Driven of Economy”—dengan pengetahuan dan kemampuan menulis bisa memberi efek kesejahteraan”, kunci penulis.