Kolom Sosial Politik

Tentang “Utang” Masjid Al Jabbar: Beginilah KDM!

99views

 

Oleh Ridhazia

Diberitakan, Masjid Al Jabbar di Bandung bukan hanya megah ternyata menyisakan utang yang harus diangsur.

Total anggaran untuk pembangunan masjid ini Rp3,4 triliun. Dari duit sebanyak itu harus dicicil Rp500 miliar per tahun sampai 2029.

Dana untuk membangun masjid Al Jabbar itu diperoleh dari dari hibah dan pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pasca-Covid 19 tahun 2020 lalu.

Hal itu terungkap dari Youtube KDM Chanel, Gubernur Jabar terpilih Dedi Mulyadi. Katanya, selama masa jabatan dirinya sebagai Gubernur Jabar 2025-2029 ia masih harus mengangsur utang itu.

Destinasi Wisata Religi

Pembangunan masjid Al Jabbar digagas sejak Gubernur Ahmad Heriawan selanjutnya didesain dan direalisasikan oleh Gubernur Ridwan Kamil, jangan dilihat sebagai beban utang semata. Tapi potensi “multiplieir effec” dampak ganda pertumbuhan ekonom dan kebangkitan ekonomi rakyat kecil  ketika masjid sebagai destinasi wisata religi.

Kunjungan wisatawan ke masjid ini pada tahun pertama dibuka menembus 4,1 juta wisatawan. Efeknya telah membuka peluanh usaha fashion, oleh-oleh, suvenir, kerajinan, serta makanan dan minuman ringan, seperti cilok, jus, dan lainnya.

Juga meningkatkan peluang kerja menjadi pengurus Masjid Al-Jabbar, pengelola pujasera dan rest area, cleaning service, security, karyawan UMKM, supir odong-odong, jasa fotografi.

Penelitian ” Dampak kunjungan wisatawan muslim ke Masjid Al-Jabbar terhadap pendapatan UMKM lokal” oleh Sutisna, Fajar Andrian (2024) menunjukkan fakta kunjungan wisatawan muslim ke masjid ini berdampak langsung pada pendapatan UMKM lokal sebesar Rp 144.648.000.000 per bulannya dengan asumsi jumlah kunjungan ke Masjid Al-Jabbar mencapai 344.941 orang per bulannya dan rata-rata pengeluaran wisatawan sebanyak Rp344.833.

Tetap Terindah

Bangunan utama tempat ibadah ini dirancang dengan luas lantai 99 x 99 m2 sesuai angka Asmaul Husna. Sedangkan arsitekturnya dirancang dari perpaduan arsitektur modern kontemporer dengan aksentuasi masjid Turki yang dihiasi seni dekoratif khas Jawa Barat.

Bangunan utama masjid tetap terindah sedunia karena dikelilingi sebuah danau besar. Danau itu ibarat cermin yang merefleksikan masjid menjadi berbentuk bulat utuh. Apalagi malam hari, kerlip tata cahaya menambah keindahan masjid.

Keistimewaan lainnya ada pada lantai dasar atau ma’rodh masjid yang berisi museum sejarah Rasulullah SAW, sejarah perkembangan Islam di tanah air, dan sejarah Islam di Jawa Barat. Museum ini paling moderen dengan penggunaan teknologi digital terkini. *

 * Ridhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunung Djati, jurnalis dan kolumnis, pemerhati psikologi dan komunikasi sosial politik, bermukim di Bandung, Jawa Barat.

Leave a Response