Kampusiana

Rektor Unisba Targetkan LSP Unisba Hasilkan Kompetensi Berakhlakul Karimah

345views

SELAMA dua hari (9-10 Agustus) Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Unisba di bilangan Ciweday mengadakan kegiatan Kaji Ulang dan Konsinyering Skema Uji Kompetensi. Sebelum konsinyering didahului dengan kegiatan workshop pengembangan Skema dan MUK (2 -3 Agustus). Hadir pada kesempatan itu Rektor Unisba Prof.Dr. Edi Setiadi, SH, MH memberikan pengarahan pentingnya kompetensi.

Menurut rektor, sebuah perguruan tinggi sekarang ini tidak hanya dilihat dari hasil IPK  mahasiswanya yang tinggi, tak kalah penting adalah kompetensinya. Maka saat Fikom Unisba mengajukan pembentukan LSP banyak hal yang dipikirkan, terutama kontennya.

“Alhamdulillah Fikom sebagai inisiator LSP Unisba melalui kerja kerasnya akhirnya mampu membentuk LSP dengan beberapa skema kekhasan Fikom. Belakangan LSP Unisba dengan kerja keras semua pihak mampu melahirkan skema-skema baru, terutama yang berasal dari prodi-prodi  nonFikom. Dan kini puluhan  prodi di Unisba memiliki skema sesuai prodi masing-masing,” jelas rektor.

Rektor menambahkan bahwa lulusan Unisba harus menjadi interdisipliner, artinya mempunyai keahlian khusus sesuai prodinya tapi juga punya kompentsi lain untuk memperkuat keahlian keilmuannya. Rektor mencontohkan jika lulusan Fakultas Kedokteran alangkah baiknya jika mempunyai kompentensi di bidang komunikasi sehingga mampu menjadi dokter yang komunikasinya baik.

“Kompetensi yang ditawakan LSPU tentunya kompeten yang berakhlakul karimah. Apalagi pesan pendiri Unisba KH.EZ Muttaqien agar lulusan Unisba harus menjadi ulama yang intelek dan intelek yang ulama,” tandas rektor.

Pada bagian akhir rektor berharap para asesor di LSP Unisba mampu melihat peluang-peluang menawarkan skema-skema yang sudah dimiliki untuk bisa sinergi dengan PTS lain karena selama ini Unisba sering diminta untuk menjadi semacam pembina bagi PTS lain, baik dari aspek akademik maupun LPPM nya.

“Dari beberapa kasus alumni Unisba yang akan bekerja tidak ditanya soal ijazah dan prodinya tapi kompetensinya. Itulah pentingnya mahasiswa kita dibekali dengan berbagai kompetensi. Ijazah dan IPK malah ditayakan setelah pemberkasan,” ungkap rektor.

Sementara itu menurut master asesor Hendy Rudiansyah, S.T., M.Eng diadakannya kegiatan selama dua hari ini merupakan kaji ulang terhadap skema yang sudah mengantongi lisensi dan dilakukan oleh LSP Unisba. Kaji ulang ini merupakan aturan yang sudah digariskan  BNSP (Badan Nasional Standardisasi Profesi), minimal setahun sekali. Khususnya perkembangan SKKNI karena ketika SKKNI-nya berubah maka skemanya pun harus  dilakukan penyesuaian. Akibatnya akan berubah juga perangkat atau MUK skemanya.

“Target kegiatan ini mengkaji skema yang sudah ada dan pengembangan perangkat asesmen. Salah satunya adalah MUK, misalnya salah satunya menambah bank soal, perbaikan observasi, dan lainnya,”  jelas Hendy.

Terhadap adanya skema baru menurut Hendy sudah dilakukan jauh-jauh hari oleh LSP Unisba. Jadi, ada yang sudah disusun dan peta okupasinya sudah tersedia sehingga lebih mudah membuat paket skemanya. Hanya bagi  skema yang pemaketannya tidak ada mengalami kendala.

“Akhirnya harus cluster. Makanya kemarin harus memberikan materi tentang skema stratifikasi yang kebetulan basisnya cluster. Memang tidak bisa langsung mencomot saja dari SKKNI tapi harus melalui beberapa tahap, yakni mengindetifikasi profil  lulusan prodi dan CPL-nya dari prodi masing-masing seperti apa. Lalu nanti dianalisis tugas-tugasnya apa saja. Dari tugas itu menyambungnya ke mata kuliah dan relevansinya apa. Dari situ setelah keluar mata kuliah di-macthingkan  ke SKKNI yang ada. Jadi, pemetaannya oleh kita sendiri karena di SKKNI belum ada. Dari situ kita nanti bisa menetapkan skemanya apa, unit kompetensinya apa,” terang Hendy.

SKKN, KKNI atau okupasi  bergantungnya dari kementrian yang mengeluarkan. Jadi, bukan ranahnya LSP tapi ranah Kementrian  Perindustrian, Kemnaker, Kominfo juga dari asosiasi bisa mengeluarkan peta okupasi.

“Kita sangat bergantung dari mereka. Misalnya dari psikologi yang membentuk asosisi bisa mengeluarkan SKKNI yang khusus sehingga terkadang kalau peta okupasinya tidak ada terpaksa menggunakan cluster. Memang rerata SKKNI di Indonesia tidak murni tapi mengambil dari negara lain misalnya dari Australia sehingga ada juga yang kurang lengkap,” imbuhnya.

LSP Unisba menurutnya sejak 2019 kinerjanya cukup bagus karena dimenej secara profesional Meskipun pengurusnya para dosen tapi dibantu tendik dan staf ahli yang  totalitas  maka  proses sertifikasinya bagus.

Monitoring dan Evaluasi

Dari para peserta dosen Fakultas  Hukum Rimba Supriyatna, S.H., M.H mengungkapkan acara konsenyering ini momentum cukup baik yang membuat para asesor menambah  kompetensinya karena dalam acara ini ada beberapa focus yang menjadi target. Pertama, peningkatan kualitas, mekanisme, dan metode pengujian skema yang selama ini diujikan. Kedua, evaluasinya. Selama ini mengadakan ujikom menjadi tahu kendala, persoalan, dan soluasinya apa.

“Mengenai konten acara cukup menarik. Materi yang disampaikan oleh master asesor sangat teknis karena saat ujikom kita melaksanakannya secara teknis. Tepat sasaran materinya karena langsung mengidentifikasi beberapa hal yang perlu diupgrade.  Untuk kegiatannya perlu dibuat simultan dan berkala karena menurut saya ini bentuk monev, sejauhmana progres dan kualitas pelayanan  ujikom yang dilakukan di masing-masing fakultas dengan skemanya,” jelas Rimba.

Sementara menurut dosen Fakultas Teknik  Dr. Ir. Sri Widayati, S. T., M. T kegiatan ini cukup bagus, kapan saatnya kita sebagai asesor menjalankan berbagai kewajibannya sesuai dengan kapasitasnya sebagai asesor dan kapan saatnya kita bersenang-senang sehingga balance antara fisik dan mentalnya itu ideal.

“Berpikir iya, bermain iya. Saya menyarankan skema  yang ada harus rajin dimonev sehingga masukan dari kegiatan ujikom dengan mahasiswa bisa dijadikan evaluasi per tiga bulan sekali, setelah kita menemui berbagai permasalahan saat kita melakukan ujikom sehingga tidak perlu dipendam lama-lama kasusnya,” saran Ami.

Dari Fakultas Syariah, Ifa Hanifia Senjiati, S. Sy., M. Si  menyatakan kegiatanya cukup menyenangkan. Meskipun seharian harus memperbaiki MAPA, MUK dan lainnya tapi hal itu bentuk tanggung jawab  sebagai asesor.

“Acaranya bagus. Ada target pekerjaan yang harus selesai. Dengan dikumpulkan tentunya dengan focus, tujuan yang sama sehingga pekerjaan selesai bareng,” ungkap Ifa.

Sarannya ke depan sebaiknya interaksi antara master asesor dengan peserta ditambah lebih dinamis dengan menambah jumlah master asesor sehingga tidak ditarik-tarik. Menurutnya konsinyering minimal dua tahun sekali. Kalau setahun berarti MUK belum lama dipakai sudah diganti. Kalau dua tahun sekali cukup. Tidak banyak mengubah MUK.

Menambah Skema

Dosen Fakultas Dakwah, Dr. Bambang S Maarif menyebut kegiatan ini semakin mengarah, terutama adanya master asesor sehingga mampu meningkatkan para  asesor LSP Unisba. Kaitannya dengan soal-soal ujikom semakin kontekstual sehingga mahasiswa yang mengikui ujikom bisa menuju kompetensi tinggi sesuai skemanya.

“Rencana dari Fakultas Dakwah sudah menyiapkan skema baru yang berhubungan dengan sinema dakwah,” tutup Bambang.

Sama dengan Bambang, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Dr. Rini Lestari mengemukakan bahwa sekarang perubahan kurikulum mengikuti perkembangan pasar yang dinamis. Karena di Fakultas FEB ada kajian pajak maka pihaknya  menyusun skema baru perpajakan.

“Inshaalah kita akan mengadakan pelatihan bagi asesor baru di bidang perpajakan sehingga bisa mensertifikasi pajak untuk mahasiswa FEB. Apalagi masalah perpajakan sangat dibutuhkan di masyarakat, terutama di perusahaan-perusahaan, baik  swaata maupun pemerintah,” ungkap Rini.

Di sela-sela kegiatan, materi yang tak kalah menarik adalah team building game. Pada sesi ini para asesor dan tenaga ahli terlibat dalam permainan pembentukan tim yang solid dalam sebuah manajemen.

Tujuan kegiatan ini untuk mendapatkan tim yang solid dan sinergis serta kepemimpinan yang mengayomi tapi mempunyai perencanaan dan target yang jelas. Melalui permainan ini tampak para peserta menerapkan konsep mobilisasi dan orkestrasi dalam sebuah organisasi, seperti di fakultas dan prodi masing-masing.

Kegiatan ditutup dengan melakukan tubin di sepanjang sungai untuk melatih mentalitas dan adrenalin para asesor dan tenaga ahli LSP Unisba.(ask/bnn)

Para peserta konsinyering LSP Unisba yang terdiri atas asesor dan tenaga ahli mengikuti Team Building Game untuk membangun mobilisasi dan orkestrasi tim yang solid di lingkungan Unisba. (foto: ask/bnn)

Leave a Response