Menuju 70 Tahun KAA, Mulai dengan Menata Ruang
Menuju 70 Tahun KAA, Mulai dengan Menata Ruang
Oleh Farhan Helmy ( Dilans The President)
Hari Pahlawan 10 November yang jatuh pada hari Minggu, saya peringati dengan tour ke kawasan Gedung Asia Afrika (AA) bersama sahabat-sahabat saya Iyep DS, Konsorsium Relawan Bencana Indonesia(KIRBI), Ustadz Zaki, Citizen Journalism Interdependen (CJI), Haryati Setia Ardiwilaga, Gemar Tafakur Center (GTC).
NEGARA-negara yang tergabung dalam Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955 semestinya melihat deklarasi Dasa Sila Bandung hampir 70 tahun lalu masih sangat relevan dengan situasi kekinian. Krisis Iklim, lingkungan, ekonomi, kemiskinan, bencana, dan banyak lagi yang memerlukan upaya kolektif di kawasan ini.
Karenanya KAA setiap tahunnya haruslah menjadi inspirasi dan kolaborasi untuk menuntaskan banyak soal dikawasan ini dihuni sekitar 80% penduduk dunia. Tidak hanya sekedar ritual tahunan yang juga dipersempit sekedar selebrasi ritual nasional. Pemerintah Indonesia semestinya menempatkan jejak masa lalu ini sebagai menghadapi diskriminasi dan kolonialisasi baru.
Orientasi politik “kedalam” dalam satu dekade terakhir ini tidak menguntungkan dalam apapun. Tidak hanya ASEAN, bahkan berbagai upaya global.
Bagaimana sikap dan komitmen itu bisa ditunjukan? Kami ingin mulai dengan yang paling kongkrit untuk menata kawasan Gedung AA. Tour menunjukkan jejak-jejak ini tidak semuanya terurus dan cenderung diabaikan. Fokus utama pada Jalan AA, padahal ada jejak yang terhubung: Gedung Indonesia Menggugat, Museum Asia Afrika, penjara Soekarno, Gedung Merdeka, Galeri Pusat Kebudayaan, dan lainnya.
Ada soal carut marut kelembagaan dalam mengelolanya: pusat, provinsi Jabar dan kota Bandung. Tidak heran untuk sekedar aksesibilitas kepada gedung sulit ditata karena soal kewenangan ini. Inisiatif yang baik seperti Braga Beken (BEbas KENdaraan) harus diperluas termasuk aksesibilitasnya yang inklusif.
Saya kira pemerintahan Prabowo dan jajarannya Menteri Sugiono dari Kemenlu dapat melakukan koordinasi penataan kawasan ini secara terintegrasi. Atau bisa juga menjadi proyek strategi nasional (PSN) mengajak negara AA lainnya. Kita perlu contoh untuk menunjukkan komitmen yang total. **Bertempat tinggal di Kota Bandung