Oleh Ridhazia
Berpikir tendensius itu fenomena psikologis yang menarik diamati para peneliti. Apalagi berpikir dengan kecenderungan tertentu sebagai keniscayaan berpikir yang waswas, bimbang, bingung, cemas, curiga, gelisah, khawatir, ragu hati, ragu-ragu, resah, risau, dan sangsi ketika seseorang memproses informasi atau membuat keputusan.
Efek Bandwagon
Inilah kecenderungan berpikir yang bersandar mengikuti mayoritas atau apa yang sedang populer di ruang publik. Singkatnya, fenomena ‘ikut-ikutan’. Tendensi melihat kejadian dari faktor pada umumnya yang sedang tren, bukan hasil olah pikir sendiri.
Para peneliti mengidentifikasi berpikir tendensius sejenis ini hanya mungkin terjadi jika seseorang mengalami bias konfirmasi. Yakni kecenderungan menginterpretasikan informasi dengan mengabaikan informasi yang bertentangan dengan pengetahuan, pengalaman dan keyakinan.
Setidaknya ia sangat tidak selektif dalam pemilihan informasi. Bahkan mengabaikan informasi yang dipasang tidak sesuai selera, bahkan kontradiktif.
Efek Dunning-Kruger
Efek ini dibangun oleh kecenderungan berpikir tendensius karena ia kurang kompeten. Tapi sekaligus enggan mempertimbangkan atau mengakui argumen atau bukti dari yang lebih kompeten karena dipandang hanya akan menggugurkan pengalaman dan keyakinannya.
Lazim tendensi efek Dunning-Kruger karena cacat bawaan dan karakter kepribadian. Salah satu ciri orang yang mengalami Efek Dunning Kruger ini adalah menganggap bahwa dirinya adalah yang paling ahli, sehingga kritik dari orang lain sama sekali tidak diterimanya. *
* Ridhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunung Djati, jurnalis dan kolumnis, pemerhati komunikasi sosial politik, bermukim di Vila Bumi Panyawangan, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.