Oleh Ridhazia
Projo menjadi pemberitaan masif setelah memihak Prabowo Subianto. Pasalnya kelompok relawan sebelumnya identik pendukung Presiden Jokowi kader PDIP.
Pemihakan ini ditafsirkan para pengamat politik kalau PROJO tengah membelah. Sebab sebagian lagi relawan PROJO justru tak sepakat keputusan politik itu. Masih tetap memihak dan memilih kader PDIP Ganjar Pranowo untuk pencapresan 2024.
Juga ditafsirkan, PDIP partainya para relawan PROJO mulai meninggalkan kandang Banteng karena keangkuhan Megawati.
Apa itu PROJO
Dirangkum dari berbagai sumber, PROJO berstatus resmi sebagai ormas sejak 2014. Ormas ini pada mulanya merupakan gerakan relawan yang digagas dan didirikan pada 2013, jelang Pilpres 2014. Pendirinya adalah kader PDI Perjuangan dan aktivis mahasiswa 1998. Antara lain Budi Arie Setiadi yang sekarang menjadi Menkoinfokom.
Dikutip dari buku Menjemput Takdir Sejarah: Tiga Tahun Transformasi Projo Menjadi Ormas, 2014-2017, kata Projo berasal dari Bahasa Sanskerta. Artinya pemerintahan negeri, kerajaan, atau istana. Sedangkan dalam Bahasa Jawa Kawi, Projo artinya rakyat.
Filosofi inilah untuk menegaskan kalau para relawan PROJO itu orang-orang yang mencintai negeri dan rakyat. Sebagian besar relawan adalah penduduk Jawa Tengah yang tinggal di Jakarta. Sebagian lainnya tambahan dari daerah lain yang bersimpati.
Pembentukannya untuk mendukung Jokowi maju sebagai capres Pilpres 2014 dan 2019. Para pemrakarsa sebelumnya pendiri Pro Mega 1998. Saat masa kampanye, relawan ini berjibaku untuk mendukung dan menjadi bagian dari dinamika politik era Jokowi berkuasa. *
* Ridhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunung Djati, jurnalis dan kolumnis, pemerhati komunikasi sosial politik, bermukim di Vila Bumi Panyawangan, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.