Kolom Mahasiswa
Oleh: Siti Barkah
PERSONAL branding menjadi fenomena yang saat ini harus mampu kita tonjolkan. Dengan membranding diri kita dengan baik, orang akan mengetahui apa potensi dan value yang kita miliki untuk mencapai suatu tujuan yang ingin diraih.
Sosial media menjadi ajang seseorang untuk mengekspresikan dirinya, baik dalam bentuk narasi maupun visualisasi. Beragam bentuk pengembangan diri dapat dilakukan, yaitu dengan tujuan yang inklusif untuk mencapai hasil akhir yang eksplisit.
Sebelum kita menjabarkan analoginya kita harus mengenal apa itu inklusif dan apa itu eksplisit. Inklusif, atau inclusion dalam bahasa Inggris, adalah sikap mengajak masuk atau mengikutsertakan. Inklusif juga bisa memiliki arti memahami sesuai sudut pandang seseorang atau kelompok lain dengan latar belakang yang berbeda beda. Kata inklusif biasanya disematkan pada pola kehidupan bermasyarakat.
Jadi intinya, ketika kita ingin membranding diri kita melalui sosial media, kita harus dapat melihat dan membaca karakteristik pengguna sosial media. Contoh dalam ruang lingkup lebih sempit, misalkan kita bisa membatasi hanya dengan teman-teman kita saja atau teman-teman sekantor sehingga kita dapat menganalisa apa yang mau kita tonjolkan untuk menciptakan sebuah kebaikan dan juga perubahan yang sifatnya mengajak dan mengedukasi. Tidak hanya itu tujuan perilaku influsif mampu mendorong kita tepat sasaran dalam menentukan segmentasi.
Sifat inklusif mampu mendorong kita ke arah tujuan yang eksklusif yang berarti tegas dan lugas serta tidak bertele-tele. Dengan kemampuan kita dapat membaca apa yang diinginkan dan apa yang dibutuhkan, dan segmentasi, kita akan dapat mengenali tujuan apa yang ingin kita capai.
Kemampuan mengenali diri serta membaca situasi merupakan hal yang penting untuk menggapai mimpi. Satu hal, yang pasti tanpa bertele-tele dan tanpa tujuan yang jelas . Analoginya seperti kita sibuk tetapi kita tidak produktif, jika kita tidak memiliki pola sikap inklusif pada akhirnya kita tidak akan mencapai tujuan yang menjadi prioritas.*
Siti Barkah, mahasiswa Prodi Jurnalistik Fidkom UIN Sunan Gunung Djati, bermukim di Kota Karawang, Jawa Barat