Guncangan kuat yang melanda kota kuno Marrakesh pada Jumat (8/9) malam waktu setempat itu sejauh ini telah menewaskan lebih dari 2.000 orang.
Tim penyelamat dikabarkan kesulitan menjangkau sejumlah daerah yang paling terdampak di kawasan Pegunungan Atlas karena jalan yang mengarah ke area tersebut terhalang oleh batu-batu besar yang runtuh.
Tenda-tenda darurat didirikan untuk menampung penduduk setempat, yang telah menghabiskan dua malam di luar rumah karena takut akan adanya gempa susulan.
“Kami membutuhkan makanan dan tempat berlindung, keduanya merupakan yang paling penting bagi kami untuk saat ini,” ujar Amin, tanpa menyebutkan nama lengkapnya, kepada kantor berita Xinhua.
Dirinya menambahkan bahwa terdampar di ruang terbuka pada malam yang dingin sangat sulit bagi para warga lanjut usia dan anak-anak.
Xinhua melihat tumpukan puing-puing bangunan akibat gempa di sebuah lingkungan permukiman di Amizmiz, sebuah kota kecil di provinsi tersebut.
Gempa tersebut menyebabkan sekitar 2.059 orang terluka, dengan 1.404 orang berada dalam kondisi parah, menurut Kementerian Dalam Negeri Maroko dalam laporan terbarunya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan lebih dari 300.000 orang di Marrakesh dan sekitarnya terdampak oleh bencana tersebut. (dgp)