Oleh Ridhazia
Pemecatan aktivis politik Budiman Sudjatmiko dari PDIP dan kasus serupa sebagaimana pernah dialami Fachry Hamzah dari PKS dan politisi lain yang harus terpental karena tidak tegak lurus dengan kebijakan partai politik. Peristiwa ini mengingatkan kembali tentang partai dan politisi yang dianalogikan berkacamata kuda.
Kacamata kuda (horse blinders atau blinkers) berfungsi untuk mencegah kuda melihat hal yang ada di belakang dan di sampingnya. Kuda harus mengenakan kacamata agar perhatiannya tidak teralihkan atau panik saat melihat yang ada di sekitarnya. Dengan memakai kacamata kuda atau penutup mata, pandangan fokus selama melakukan tugas pokok dan fungsinya.
Politis Kacamata Kuda
Politisi tipe ini enggan beralih perhatian dan enggan pula beranjak dari apa yang sudah menjadi keyakinan partai. Tidak bisa menduakan dukungan. Itulah politisi tipe Kacamata Kuda.
Dia menutup rapat-rapat kebaikan siapa saja yang berbeda dengan pilihan dirinya. Juga partai dan ideologinya. Sebab, semua pilihannya dianggap paling sempurna.
Bagi politisi tipe begini, jangankan berargumentasi atau memberikan atensi pada sesuatu yang lain yang dianggapnya berbeda. Bahkan untuk sekedar klarifikasi atau verifikasi yang sejatinya bisa membuka pikiran dan perasaan, ditutup rapat-rapat. Meski yang lain itu mungkin lebih baik dari pilihannya.
Politisi tipe kacamata kuda sangat terbiasa untuk tidak menyisakan perasaan empati. Apalagi simpati untuk siapapun sampai menjadi gila (distract) sekalipun. *
* Ridhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunung Djati, jurnalis dan kolumnis, pemerhati komunikasi sosial politik, bermukim di Vila Bumi Panyawangan, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.