Metro Bandung

Pemajuan Kebudayaan Inklusif di Kota Bandung

Presiden DILANS Indonesia Farhan Helmy menghadiri Anugerah Budaya Kota Bandung 2023. Pemberian ini merupakan apresiasi kepada warga/organisasi/komunitas Bandung yang memiliki prestasi dalam karya ciptanya yang mengharumkan nama Kota Bandung di tingkat nasional maupun internasional

375views

Kota Bandung, BANDUNGPOS.ID: Presiden DILANS Indonesia Farhan Helmy menghadiri Anugerah Budaya Kota Bandung 2023. Pemberian ini merupakan apresiasi kepada warga/organisasi/komunitas Bandung yang memiliki prestasi dalam karya ciptanya yang mengharumkan nama Kota Bandung di tingkat nasional maupun internasional, Minggu, 28.12.2023

“Anugerah budaya merupakan yang ke-17, sejak dimulai pada tahun 2006. Hingga saat ini sudah 192 warga mendapatkannya, ” katanya.

Menurut Helmy,  sepuluh diantaranya yang malam ini mendapatkan apresiasinya: Cahyar Mulyana/Ega Robot (Seni Musik Tradisi), Iyus Rusliana, (Seni Tari), Lingkung Seni Reak Kuda Lumping Tibelat (Seni Tradisi Reak), Marintan Sirait, (Jejaring Budaya), Muhamad Samsudin Dajat Hardjakusumah/Sam Bimbo (Seni Musik), Muljana Manaf Gunawan (Moel MG),Seni Teater, Rizki Ahmad Zaelani (Kurator Seni Rupa), Syamsu Taufik S/Opick Sunandar Sunarya (Dalang), Tatang Sumarsono (Sastra), dan Toko Roti Sidodadi (Kuliner).

Terasa menggembirakan untuk DILANSIndonesia, Marintan Sirait, seorang sahabat dan kawan yang memperjuangkan kesetaraan dan penghapusan diskriminasi dalam digelutinya dalam seni dan kebudayaan. Bukan hanya kerja kerasnya bersama komunitas Jendela Ide, alumni Pendidikan Seni Murni ITB ini juga ikut memberikan advokasi dan literasi, termasuk apa yang disampaikan dalam testimoninya malam ini, “Seni dan Budaya itu haruslah inklusif bagi kelompok yang terpinggirkan, diantaranya warga difabel dan lansia”.

Disela-sela acara, Farhan mengajak para aktivis seni dan budaya yang sempat berbincang dengannya, “Saatnya kita melakukan literasi dan advokasi yang progresif agar Inklusifitas itu bukan sekedar kargo, tetapi diwujudkan dengan komitmen dan konsistensi”, ujarnya dengan penuh semangat”. “Kota Bandung bisa jadi contohnya bagi kota-kota di kawasan Asia Afrika”, imbuhnya.

Selamat kepada seluruh jajaran pemerintahan Kota Bandung Kang Ema Sunarna, PLH Walikota Bandung, Tedy Rusmawan, Ketua DPRD, Arief Syaifudin, Kepala Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata (Disbudpar) dan jajarannya, serta tentunya Prof. Arthur S. Nalan, Etti RS, Suhendi Afriyanto, Yan Yan Sunarya, dan Herry Dimyati, Tim Juri yang sudah bekerja keras untuk menyeleksinya.

Mudah-mudahan Bandung terus berjaya sebagai kota tempat tumbuh dan berkembangnya para kreator yang menginspirasi banyak orang, tidak hanya kota Bandung, tetapi kota lainnya yang ada di Indonesia dan dunia, imbuhnya.

Jejak sejarah masa lalunya, dimana perjuangan dan gagasan penghapusan kolonialisme, yang melahirkan Gerakan Asia Afrika 1955, serta gagasan akan keberpihakan pada kaum yang terpinggirkan bisa menjadi spirit bagi generasi saat ini dan kedepan.

Mengukuhkan Bandung sebagai Kota “Inklusif dan Berkelanjutan” perlu kita apresiasi dan diwujudkan komitmennya oleh semua warga tanpa kecuali. **(RM/BNN)

Leave a Response