Kolom Mahasiswa

Optimalisasi Dana Desa: Kunci Kesejahteraan

607views

 

Oleh Rifdah Zalfaa

Pemberitaan mengenai optimalisasi dana desa menunjukkan potensi yang besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Sebanyak Rp 50,35 triliun telah disalurkan ke lebih dari 75.000 desa, yang menunjukkan komitmen pemerintah dalam mewujudkan perubahan. Meskipun jumlah ini sangat besar, namun diperlukan strategi yang lebih efektif untuk memanfaatkan sumber daya tersebut secara optimal.

Salah satu fokus utama pemanfaatan sumber daya desa adalah bantuan langsung tunai (BLT) dan penanggulangan stunting. Program-program ini sangat penting dalam memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat miskin, terutama terkait kesehatan dan kesejahteraan. Mengingat dampak jangka panjang bagi generasi mendatang, menginvestasikan dana desa dalam mengatasi masalah stunting merupakan langkah yang tepat.

Di bidang ekonomi, pendanaan untuk ketahanan pangan juga patut mendapat pengakuan (apresiasi). Pemberian pupuk dan pelatihan kepada petani menunjukkan upaya pemerintah dalam memperkuat perekonomian daerah. Langkah ini tidak hanya meningkatkan produksi pertanian tetapi juga berpotensi menciptakan lapangan kerja baru di pedesaan sehingga memperkuat perekonomian secara keseluruhan.

Namun, tantangan masih tetap ada dalam pengelolaan dana desa. Keterbatasan kemampuan desa dalam merencanakan dan mengelola anggaran merupakan hambatan utama. Oleh karena itu, dukungan pemerintah sangat penting agar desa dapat mengembangkan program yang tepat dan merespons kebutuhan penduduknya secara efektif.

Transparansi dan akuntabilitas juga harus diutamakan dalam penggunaan Dana Desa. Masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui bagaimana dana mereka digunakan. Dengan pengawasan yang ketat dan sistem yang transparan, dana desa diharapkan tidak hanya mampu memperkecil kesenjangan antara desa dan kota, namun juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat secara berkelanjutan. *

* Rifdah Zalfaa, peminat nasalah sosial kemasyarakatan, mahasiswa Prodi Ilmu Jurnalistik  Fidkom UIN Sunan Gunung Djati Bandung, bermukim di Jakarta Timur.

Leave a Response