Oleh Kin Sanubary
Kolom Media Lawas pekan ini mengulas dan membaca kembali majalah legendaris Indonesia yaitu Majalah Intisari edisi Oktober 1983, terbitan 40 tahun silam dengan harga eceran Rp 800,-
Majalah Intisari terbit dan beredar pertama kali sejak 17 Agustus 1963. Didirikan oleh PK Ojong dan Jakob Oetama pendiri dan pemilik Harian Umum Kompas dan kelompok media Kompas Gramedia Group. Lahirnya Majalah Intisari menandai media cetak pertama milik Kompas Gramedia Group. Intisari menjadi salah satu sumber bacaan yang membuka wawasan masyarakat Indonesia. Bentuk dan ukurannya sangat unik, yaitu berukuran kecil berbeda dengan majalah yang terbit pada umumnya.
Tujuan diterbitkannya Majalah Intisari yaitu turut serta mencerdaskan dan membuka wawasan masyarakat Indonesia. Majalah Intisari hingga kini masih eksis terbit dan beredar, menjadikan majalah mungil ini menjadi majalah bersirkulasi nasional tertua di Indonesia. Intisari kini menyajikan informasi seputar gaya hidup, topik ilmu pengetahuan, teknologi, kesehatan, lingkungan hidup, hobi dan tips-tips lain yang banyak memberikan wawasan bagi masyarakat Indonesia.
~ Klaus Barbie Penjahat dari Lyon
Perang Dunia ll telah usai puluhan tahun lamanya, tetapi perburuan terhadap bekas penjahat Nazi Jerman belum berkunjung habis. Masih banyak orang keturunan Nazi Jerman dan negara Eropa lainnya yang banyak terlibat PD ll dan tangannya masih bau darah mayat korban Perang Dunia 2, diantaranya tokohnya ada nama Klaus Barbie ia dijuluki “Penjahat dari Lyon” Klaus Barbie merupakan gembong Nazi terakhir yang berhasil ditangkap. Bulan Januari 1983 ia ditangkap di Guyana Prancis, Amerika Latin. Lalu Klaus diserahkan Bolivia kepada Prancis. Klaus diadili di Pengadilan Lyon Prancis, dimana ia pernah menghabisi 7.000 hingga 10.000 jiwa para pembangkang Prancis selama Perang Dunia ll.
~ Marcos Si Jago Tembak
Ferdinand Marcos, Presiden Filipina dimasa mudanya pernah terlibat dalam perkara pembunuhan dimana ia merupakan salah seorang terdakwa dan oleh hakim Pengadilan Negeri dinyatakan bersalah. Marcos ketika mahasiswa juara menembak di universitasnya, gara-gara kemampuannya ia dituduh melakukan pembunuhan terhadap lawan politik ayahnya dalam suatu Pemilihan Umum sebelum Perang Dunia ll pecah. Tepatnya pada Pemilihan Umum tahun 1935 di wilayah Ilocos Norte, sebelah utara Manila, dimana ayah Ferdinand Marcos yaitu Mariano Marcos dikalahkan oleh saingannya yaitu Nalundasan.
~ Siaran Radio Dibungkam
Radio pernah mengalami “masa pembungkaman” yang dilakukan oleh rezim penguasa. Sekarang kedengarannya memang mustahil tetapi pernah ada zamannya mendengarkan radio merupakan perbuatan subversif dan bisa dihukum berat. Pada zaman pendudukan Jepang siaran radio sangat dibatasi, Indonesia diisolasi untuk menerima penyiaran dan tertutup bagi siaran-siaran luar negeri dengan harapan hanya siaran mereka sendiri yang bisa diterima dan didengarkan masyarakat Indonesia. Pemerintah Militer Jepang memerintahkan untuk merazia dan mengumpulkan semua pesawat radio yang ada dan dimiliki masyarakat. Semua radio yang terkumpul dirombak dan disegel agar tidak bisa menerima siaran dari luar negeri.
Pesawat radio yang ada dibuat sedemikian rupa sehingga hanya dapat mendengarkan siaran-siaran pada gelombang antara 50-130 meter yaitu gelombang dimana siaran-siaran dalam negeri disiarkan dan hanya siaran dari penguasa militer Jepang yang bisa diterima siarannya dan barangsiapa yang membuka segel dapat dikenai hukuman mati. Pembatasan mendengarkan siaran radio dialami pula pada Zaman Dwikora sekitar tahun 1960-an ketika Indonesia menghadapi Belanda dalam persoalan Irian Barat, selanjutnya Radio Hilversum Belanda tidak pernah dilarang demikian juga siaran Radio Inggris BBC selama Zaman Dwikora bisa diterima dan didengarkan siarannya di Indonesia.
Majalah Intisari kini memasuki usia ke-60 tahun, menjadi salah satu media cetak tertua di Indonesia yang masih bertahan terbit dan menjadi satu-satunya majalah yang tetap eksis dengan ukurannya yang unik. *
* Kin Sanubary, kolektor, pendiri dan pengelola Rumah Media Lawas, penerima Penghargaan PWI Jawa Barat 2023 kategori pelestari media massa nasional, bermukim di Tanjungwangi, Kabupaten Subang, Jawa Barat.