METRO BANDUNG, bandungpos.id – Dalam rangka mendukung pembangunan berkelanjutan di era modern, Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung (FT Unisba) mengadakan kuliah umum bertajuk “Studium General: Economic Mineral and Environment” pada Kamis, (24/10), di Gedung Hj. Kartimi Kridhoharsojo (Aula Utama Unisba). Acara ini dilaksanakan bekerja sama dengan Akita University sebagai perwakilan dari Jepang.
Acara ini dihadiri sekira ratusan peserta yang terdiri atas dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik Unisba. Selain itu, beberapa pembicara terkemuka diundang untuk memberikan paparan, diantaranya Dr. Eng. Ir. M. Rahman Ardhiansyah, S.T., M.T., IPM dari Unisba dan Prof. Adachi Tsuyoshi dari Akita University.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Teknik Unisba Dr. Ir. M. Dzikron AM, S.T., M.T., IPM menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam menghadapi tantangan lingkungan dan ekonomi yang semakin kompleks. “Kita perlu berdiskusi dan berbagi pengetahuan untuk menciptakan solusi yang inovatif,” ujarnya.
Sebagai pembicara pertama, Dr. Eng. Ir. M. Rahman Ardhiansyah, S.T., M.T., IPM dari Unisba, menjelaskan tentang definisi mineral dan signifikansinya bagi kehidupan manusia. “Mineral bukan hanya bahan mentah. Mereka adalah komponen vital dalam berbagai sektor kehidupan, mulai dari teknologi hingga kesehatan,” tuturnya.
Selanjutnya, ia menguraikan pengaruh industri mineral terhadap Produk Domestik Bruto (GDP) beberapa negara, termasuk Indonesia. “Industri mineral memiliki peran yang signifikan dalam perekonomian kita. Namun, tantangan besar adalah bagaimana kita dapat memanfaatkan sumber daya ini secara berkelanjutan,” jelasnya.
Ia juga membahas tantangan eksternalitas yang dihadapi oleh industri mineral, menekankan perlunya keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan tanggung jawab lingkungan. “Kita harus berpikir tentang dampak jangka panjang dari aktivitas industri kita,” ungkapnya. Terakhir, Rahman menjelaskan tentang konversi lahan bekas tambang menjadi lahan produktif. “Ini bukan hanya tentang rehabilitasi, tetapi menciptakan peluang ekonomi baru,” tambahnya.
Adachi Tsuyoshi dari Akita University kemudian melanjutkan presentasinya dengan fokus pada upaya menuju masyarakat berkelanjutan. Dalam penjelasannya, ia menyoroti konsumsi logam tembaga dan hubungannya dengan GDP per kapita. Menurutnya, terdapat korelasi yang kuat antara konsumsi logam dan pertumbuhan ekonomi, yang mana hal ini perlu diperhatikan terkait pentingnya pengelolaan sumber daya secara bijaksana.
Diskusi kemudian beralih pada pembahasan soal elektrifikasi dan dampaknya terhadap lingkungan. Adachi kembali mengajak para peserta untuk mempertimbangkan bagaimana teknologi dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana peserta antusias mengajukan pertanyaan terkait materi yang telah disampaikan.
Dengan demikian, acara ini menjadi platform untuk pertukaran ide dan pengetahuan mengenai tantangan dan peluang dalam industri mineral. Melalui kolaborasi ini, diharapkan akan lahir inisiatif-inisiatif yang lebih inovatif dalam menghadapi tantangan pembangunan berkelanjutan di masa depan.(dimas/bnn)