Bandung, BANDUNGPOS.ID – Di perhelatan PON XX Papua cabang olahraga gulat memang agak turun prestasinya. Sementara itu menyongsong PON XXI/2024, cabor gulat diawali oleh komitmen yang dibangun dari persoalan organisasi.
Demikian benang merah yang diutarakan Ketua Umum KONI Jabar Prof Budiana usai menghadiri acara Musyawarah Olahraga Provinsi Luar Biasa (Musorprovlub) Pengprov PGSI Jabar di Gedung KONI Jabar Jalan Pajajaran Kota Bandung, Jumat (3/11/2023).
Budiana melihat satu optimisme karena berangkat dari persoalan biasanya yang berseteru itu jadi berpikir, bagaimana caranya untuk bersatu kembali kemudian memikirkan cabornya itu untuk maju, berkembang dan berprestasi.
“Mudah-mudahan teman-teman di pengurus gulat yang baru ini kedepannya berpikir seperti itu tapi saya yakin bisa seperti itu karena teman-teman gulat ini sudah merasakan pahit getir atau asam garamnya persoalan yang kemarin mereka lalui. Saya kira akibat miskomunikasi dan mispersepsi saja sehingga cabor gulat tidak kunjung selesai dari hasil musyawarahnya,” tutur Budiana.
Menurut Budiana, dengan digelarnya Musorprovlub cabor gulat nampak terlihat mulai terwujud komitmen. Ini adalah modal awal untuk membangun kembali kekuatan gulat Jabar. KONI Jabar berusaha menyatukan kembali kutub-kutub yang selama ini seolah blok-blokan, seperti misalnya gulat di Kabupaten Bandung, KBB ataupun Kota Bandung.
“Karena pada awal Januari sudah mulai ditetapkan Pelatda PON XXI dan pada Januari pula KONI Jabar sudah mendapat amanah anggaran yang harus didistribusikan kepada cabor-cabor. Kalau cabornya masih bermasalah tentu sulit bagi kami untuk mendistribusikan anggarannya,” ujar Budiana.
Akan halnya permasalahan yang kini menimpa cabor triathlon mudah-mudahan pada November sudah bisa diselesaikan.
“Kalau Desember KONI Jabar akan melaksanakan Raker atau RAT, kalau Raker jelas tidak ada lagi cabor yang bermasalah. Semua masalah di cabor sebetulnya bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan,” kata Budiana.
Oleh karena itu organisasi harus dibenahi, termasuk Musorprovlub PGSI Jabar yang telah menyelesaikan semua permasalahan yang terjadi. Harusnya – ujar Budiana, cabor-cabor lain bisa meniru seperti ini jadi sebelum Musprov sudah ada kesepahaman atau kesepakatan bahwa calonnya adalah tunggal.
Ketika disinggung pendapatnya tentang sosok H. Yoko Anggasurya, Budiana mengatakan, secara pribadi mengenal sosok H Yoko yang kini memimpin gulat Jabar .
“H Yoko ini selain mantan pegulat, lalu kemudian penggiat olahraga dan orangnya banyak berkorban untuk dunia olahraga, khususnya sepakbola, Insya Allah jika olahraga dipimpin oleh orang-orang seperti H. Yoko, pasti bekerja untuk cabornya dengan hati dan sayapun optimis Pak haji Yoko bisa mengurai benang kusut yang ada di cabor gulat selama ini,” ungkap Budiana. (den)