Olahraga

Usdi, “Cabor Angkat Berat Kini Tak Lagi Dipandang Sebelah Mata,”

157views

Bandung,BANDUNGPOS.ID –  Menyebut nama Usdi Permana tentu tidak bisa dipisahkan dengan olahraga angkat berat. Usdi seolah ditakdirkan untuk lahir dan besar di angkat berat. Bicara soal dedikasi, toleransi dan loyalitas seorang Usdi Permana di cabor angkat berat, tampak jelas tak bisa diragukan lagi.

Betapa hari-hari Usdi kini diisi dengan barbel puluhan bahkan ratusan kilogram. Setiap hari pria kelahiran Bandung 13 April 1963 ini jadi “kuncen” di GOR Pabersi di Komplek GOR Pajajaran Bandung.

Baginya PON yang paling mengesankan adalah PON Papua tahun 2021. Disitulah Usdi merasa ada pencapaian terbesar dan tertinggi dengan meraih 8 emas dan jadi juara  umum dengan komposisi 15 kelas yang dipertandingkan.

“Bagi saya PON Papua adalah PON yang sangat luar biasa, belum pernah diperhelatan PON sebelumnya bisa meraih 8 medali emas,” ujar Usdi saat berbincang-bincang di GOR Pabersi, Komplek GOR Pajajaran Bandung, Jumat (29/9/2023).

Kini Usdi tak mau takabur soal perolehan emas di PON tahun depan. Yang penting ada upaya maksimal untuk pencapaian terbaik.

“Mungkin kita lihat nanti TC nya . Gimana keadaan anak-anak, tapi yang lebih penting di BK ini adalah berapa yang lolos ke PON setelah itu kita hitung-hitung. Mana yang harus bisa nomor satu, mana yang harus dinomor duakan atau dinomor tigakan, ini menyangkut strategi pelatih,” tutur Usdi. .

Menurutnya,  tidak harus selalu nomor satu. Bisa saja yang nomor satu disimpan. Usdi akan melihat dulu pesaing di PON.

“Kita bermain strategi. Yang bisa kedua, ya kedua aja dulu tidak jadi masalah yang penting nanti titik akhirnya di PON,” kata ayah dari dua orang anak ini.

Usdi mulai terjun menjadi atlet angkat berat sejak tahun 1980 sampai dengan 1998. Dan mulai jadi pelatih pada tahun 2000. Tiga kali tampil di PON, tiga-tiganya  PON di jakarta masing-masing tahun 1985,1989 dan 1993. PON 1985 meraih medali perunggu, PON 1989 meraih emas dan PON 1993 menyabet perak.

Kedepan Usdi berharap atlet angkat berat Jabar bisa diisi dengan yang muda-muda. Menurut Usdi atlet angkat berat itu kini sedikit lebih maju. Terbukti dengan banyaknya dari mereka yang kini menekuni bangku kuliah baik di FPOK UPI maupun Unpas .

“Kini dicabor angkat berat sudah banyak yang kuliah bahkan menjadi sarjana. Jadi jangan lagi dipandang atlet angkat berat itu mayoritas menengah kebawah. Sekarang atlet angkat berat sudah banyak yang menjadi akademisi. Ini tentu menjadi nilai tambah baik dari segi prestasi maupun akademik,” ujarnya.

Atlet, dalam pandangan Usdi harus bisa menyandingkan antara prestasi di arena pertandingan maupun prestasi akademiknya. Ini semua menyangkut masa depan si atlet itu sendiri.

“Minimal dengan bekal ilmu pengetahun si atlet tidak terlalu gamang ketika sudah pensiun menjadi atlet,” ujar Usdi. (dgp)

 

 

 

 

 

 

Leave a Response