Ibu Menyusui

Tanda-tanda ASI Basi dan Tak Layak Konsumsi

225views

Oleh: dr. Dyah Novita Anggraini

AIR susu ibu (ASI) merupakan sumber gizi nomor satu untuk bayi. Tak heran, sebagian besar ibu memiliki keinginan kuat untuk menyusui, khususnya di enam bulan pertama kehidupan bayi. Namun, menyusui bukanlah perkara mudah. Selain banyak kendala yang terjadi saat merawat bayi, sang ibu juga dituntut untuk terus memberikan ASI berkualitas. Hal ini dilakukan agar kebutuhan gizi si kecil terus terpenuhi dan tumbuh kembangnya optimal.

ASI memiliki variasi dalam hal karakteristik fisik. Artinya, setiap ibu akan memiliki warna, rasa, maupun aroma ASI yang berbeda satu sama lain. Bahkan, ASI yang diproduksi seorang ibu juga bisa memiliki berbagai perbedaan tersebut. Apalagi bila sudah melalui proses penyimpanan selama beberapa hari. Selama ASI memiliki ciri-ciri berikut ini, Anda tak perlu ragu memberikannya kepada si kecil!

  1. Warna ASI Putih atau Kekuningan

Warna air susu cenderung putih atau kekuningan, tergantung komposisi foremilk dan hindmilk di dalamnya. Semakin tinggi kandungan foremilk (ASI yang keluar di awal sesi menyusui), warna ASI akan semakin putih dan lebih encer. Sebaliknya, semakin banyak hindmilk (ASI yang tinggi kandungan lemak), maka semakin kuning warnanya.

  1. Rasa dan Aroma ASI Segar

Rasa dan aroma segar dari air susu dapat bervariasi bagi masing-masing ibu menyusui. Makanan dan obat-obatan tertentu yang dikonsumsi ibu dapat memengaruhi kedua karakter khas tersebut. Bagi beberapa ibu bekerja, menyimpan ASI perah menjadi solusi yang tepat agar anak tetap mendapat ASI ibu. Namun, hal ini perlu perhatian khusus. Bila batas waktu, metode penyimpanan, dan pengolahan tidak terjaga dengan baik, ASI dapat basi dan gizinya akan hilang sama sekali. ASI tersebut tidak boleh diberikan kepada bayi. Karena, dapat membahayakan kesehatannya. Oleh karena itu, orang tua perlu mengetahui ciri-ciri ASI basi.

Lantas, apa saja tanda-tanda ASI basi yang dimaksud?

  1. Bentuknya Bergumpal

Saat disimpan di lemari pendingin, ASI akan terlihat seperti terbagi menjadi dua lapisan. Pada lapisan bagian atas teksturnya lebih kental dan kaya lemak. Adapun lapisan bagian akan terasa lebih encer. Pada ASI yang masih layak konsumsi, kedua bagian itu tetap bisa menyatu ketika ASI dicairkan dan kemudian dihangatkan. Sedangkan pada ASI basi, kedua bagian tersebut akan tetap terpisah dan bergumpal-gumpal. Keduanya tidak bisa dilarutkan meskipun sudah diaduk.

  1. Aroma ASI Tengik

Sebagian ibu mungkin mengeluhkan adanya perubahan aroma dan rasa ASI setelah disimpan di lemari pendingin. Namun, perubahan aroma tersebut umumnya masih dapat ditoleransi. Yang perlu diperhatikan, ASI yang masih layak konsumsi tidak akan mengeluarkan aroma tengik.

  1. Rasa ASI Asam

Apabila ASI terasa asam atau seperti makanan basi, sebaiknya tidak diberikan kepada bayi. Hal ini menandakan ASI perah sudah tidak layak dikonsumsi akibat adanya kontaminasi bakteri berbahaya. Selain memerhatikan hal-hal di atas, Anda juga sebaiknya tidak menyimpan ASI terlalu lama. Sekali pun tidak terindikasi basi, ASI yang disimpan terlalu lama akan mengalami pengurangan nilai gizi. Manfaat di dalam kandungannya pun jadi sangat minim. Lalu, ASI yang tidak ditutup dengan benar dalam wadah penyimpanan akan meningkatkan risiko basi.

Usahakan selalu perhatikan kualitas ASI yang Anda berikan kepada si kecil. Berikan ASI berkualitas dan hindari memberi ASI basi apa pun alasannya. Anda tak ingin anak mengalami gangguan tumbuh kembang dan masalah kesehatan, bukan?**(Sumber: KlikDokter/bp/jit)

 

Leave a Response