Oleh Ridhazia
Presiden Jokowi berpendapat bahwa politik di negeri ini penuh drama. Alih-alih menampilkan ide dan gagasan yang brilian untuk kemajuan negara dan bangsa ini, malah seperti sinetron yang alur ceritanya mengundang tanya dan penasaran.
Drama politik
Drama politik memang paling sulit ditebak endingnya. Diperkirakan bakal begitu, jadinya begini. Atau sebaliknya. Konfliknya tak berkesudahan. Bahkan menjadi misteri yang rumit yang amat sulit dipecahkan
Selain itu alur kisahnya yang penuh intrik menjadi daya tarik tersendiri dalam drama politik. Mulai dari kasus korupsi, kongkalikong hingga konspirasi di pengadilan menjadi tontonan yang seru untuk diikuti sebagai hiburan yang menyebalkan atau gelak tawa yang nyinyir.
Plot yang memutar di dalam drama politik membuat publik sebagai penonton sebatas ikut menebak-nebak bagaimana kerumitan diuraikan. Siapa tokoh utama, siapa pemeran pembantu dan siapa pula sutradaranya baru perkiraan.
Panggung Sandiwara
Ikhwal politik sebagai drama sudah dijelaskan oleh Erving Goffman (1922-1982) dalam Teori Dramaturgi yang menjelaskan bahwa di hakekat interaksi manusia diserupakan sebagai panggung sandiwara pertunjukkan sebuah drama yang impresi.
Manusia sebagai aktor bisa memilih peran masing-masing dan menampilkan segala sesuatu sebagaimana skenario. Boleh memilih peran di panggung depan (front stage) atau di panggung belakang (back stage). *
* Ridhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunun g Djati, jurnalis dan kolumnis, pemerhati komunikasi sosial politik, bermukim di Vila Bumi Panyawangan, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.