Uncategorized

Pelatihan Perikanan untuk Orang Asli Papua di Subang Berakhir

566views

 

SUBANG, BANDUNGPOS.ID (5/8/2024). Setelah mengikuti pelatihan budidaya ikan metode spesifikasi bioflok selama seminggu,  30 0rang asli Papua (OAP) yang mengikuti program pemberdayaan kewirausahaan di Subang, tdi Pandawa Farm and Fisheries, Gunung Tua, Kecamatan Cijambe, Subang, siap-siap kembali ke kampung halamannya di Papua Tengah.

Pelatihan tersebut diadakan selama 10 hari, dimulai 29 Juli hingga 8 Agustus 2024, secara praktek di lapangan telah selesai.

Pandawa Farm and Fisheries Subang, bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Papua Tengah telah mengadakan pelatihan budidaya ikan dengan metode bioflok.

Menurut Dian Kustiadi, pihak penyelenggara dan pemilik Pandawa Farm and Fisheries Subang, pelatihan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan jiwa kewirausahaan bagi masyarakat Papua, khususnya arang Papua asli (OAP).

Menurut Dian, budidaya ikan dengan teknologi bioflok adalah pilihan tepat. “Budidaya ikan dengan metode bioflok ini dapat menghemat biaya operasional, efisiensi pakan, dan penggunaan air yang lebih sedikit sehingga lebih ramah lingkungan. Dengan sistem bioflok, tidak perlu sering mengganti air atau hanya sedikit mengganti air, sehingga biosecurity tetap terjaga. Limbah seperti kotoran ikan, alga, sisa pakan, dan amonia didaur ulang menjadi makanan alami berprotein tinggi,” ujarnya kepada awak media termasuk dari Bandung Pos.

Selama 10 hari para peserta mendapatkan pelatihan budidaya perikanan dengan metode bioflok dan kewirausahaan. Pihak penyelenggara dan peserta yakin bahwa dengan pendampingan dan edukasi yang lebih intens, mereka bisa mengatasi berbagai tantangan yang ada.

Memasuki hari terakhir, para peserta pelatihan mendapatkan pembekalan materi dari Dian Kustiadi, pimpinan sekaligus owner Pandawa Farm & Fisheries Subang.

Materi yang disampaikan Dian yaitu mengenai peningkatan nilai jual ikan dan materi membangun jiwa enterpreuner untuk semua peserta pelatihan.

Dian Kustiadi, kepada awak media dan juga BandungPos.ID mengatakan bahwa penyelenggaraan pelatihan ini di antaranya bertujuan untuk meningkatkan nilai jual ikan. Pelatihan ini tidak hanya mengajarkan teknik pemeliharaan ikan, tetapi juga strategi pemasaran modern dan konsep bisnis yang saling menguntungkan.

Dian menjelaskan beberapa teknik utama yang diterapkan untuk meningkatkan nilai jual ikan. “Kami menggunakan facebook, instagram, dan media sosial lainnya untuk memasarkan produk kami. Selain itu, kami mengembangkan konsep berbagi keuntungan dengan orang lain. Kami menyediakan ikan dan tempatnya, lalu bekerja sama dengan orang-orang yang memiliki lokasi strategis. Konsep ini menguntungkan kedua belah pihak,” ucap Din.  Sabtu, (3/8).

Ia juga menambahkan mengenai pengolahan ikan, salah satunya adalah membuat ikan nila bumbu kuning. “Ini adalah salah satu cara kami untuk memberikan nilai tambah pada produk ikan, sehingga dapat menarik lebih banyak konsumen,” tambahnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, 30 orang asli Papua (OAP) mengikuti program pemberdayaan kewirausahaan, berupa budidaya ikan dengan metode bioflok, di Pandawa Farm and  Fisheries, yang berlokasi di Desa Gunung Tua, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Pelatihan ini merupakan wujud kerjasama Pandawa Farm and  Fisheries dengan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Papua Tengah. Selama masa pelatihan itu, seluruh peserta akan dibekali beragam pengetahuan mengenai budidaya perikanan dengan metode bioflok.

Ketika ditemui di lokasi pelatihan, Yan Taribaba, Kabid Transmigrasi pada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan ESDM Papua Tengah menuturkan, “Melalui pelatihan ini, diharapkan bisa mengembangkan masyarakat transmigrasi, agar bisa lebih berkembang, dengan peningkatan SDM melalui pelatihan kewirausahaan ini. Para peserta bisa mengadopsi teknologi budidaya yang ada, agar dapat memaksimalkan sumber daya yang ada di Papua”.

Yan juga menyampaikan apresiasinya terhadap pelatihan ini. “Secara umum dan pribadi, kami sangat senang dengan pelatihan bioflok ini. Ini adalah teknik perikanan yang sangat baik. Selama 7 hari pelatihan, kami melihat semua hal yang disampaikan dan dilaksanakan sangat baik untuk membantu peserta pelatihan. Kami berharap ilmu ini bisa dikembangkan di Provinsi Papua Tengah dan menjadi sumber penghidupan bagi keluarga mereka.”

Sebagai penanggung jawab pelatihan, Yan merasa sangat puas dengan apa yang diberikan selama pelatihan, meskipun waktu pelatihan cukup singkat. “Kami berharap ilmu ini dapat diterapkan dan dikembangkan lebih lanjut di Papua Tengah,”

Diharapkan, melalui pelatihan budidaya ikan dengan metode spesifikasi bioflok bagi OAP ini, semangat kewirausahaan bisa tumbuh dan berkembang pesat di kalangan warga Papua (kin sanubary).

 

Leave a Response