Mengenang Almarhum H.M. Ridwan Suwidi Bupati Tertua Dari Tanah Paser “Pemimpin Berhati Mutiara”
H.M. Ridwan Suwidi Bupati Tertua Dari Tanah Paser "Pemimpin Berhati Mutiara"
Kabupaten Paser, BANDUNGPOS.ID: Belakangan ini, hati saya selalu rindu mau menemui H.M.Ridwan Suwidi, pasca pertemuan pertamakali saya dengan Ridwan pada 2014, dilanjutkan dengan 2015 dan 2016 di Paser dan Jakarta.
Ceritanya, Bachtiar diundang bersama Dr.Hasbi, M.Pd. untuk menjadi pembicara di depan para ketua Komite Sekolah di Kabupaten Paser, pengundangnya Kadis Pendidikan Paser.
Usai berbicara di depan para Kepsek dan ketua Komite Sekolah, Bachiar menyampaikan kepada Kadis Pendidikan Paser, Syafruddin agar dipertemukan dengan Bupati H.M.Ridwan Suwidi.
Pertemuan dengan Bupati Ridwan Suwidi berlangsung di kediaman pribadinya di Paser. Rupanya Bachiar dan Bupati H.M. Ridwan Suwidi, sekampung, berasal dari Tanah Wajo, ayah ibunya berasal dari Tonrong Bola, Wajo.
Gayung bersambut, seminggu setelah tinggalkan Paser, Bachtiar ditelepon Kadis Pendidikan Paser kalau Bupati Ridwan Suwidi mengundang ke Paser untuk menulis Biografi perjalanan hidupnya selama sepuluh tahun memimpin Paser. Inilah pertemuannya dengan Bupati Ridwan kedua kalinya, kemudian dilanjutkan di Jakarta beberapa kali.
Bachtiar, merasa kehilangan dan menyesal karena baru saja mengetahui kalau Bupati H.M. Ridwan Suwidi telah wafat beberapa waktu lalu. Dan, ingatan memori saya kembali memancing emosinya sampai mengeluarkan air mata.
Tak Perlu Laser jika Mata Mulai Kabur! Ternyata Cukup Lakukan Ini Recommended by Sungguh, almarhum adalah sosok yang amat mulia, pemimpin berhati emas. Dan pengalaman menarik, tatkala saya dihubungi oleh beliau dan menanyakan saya berada di mana, saat itu saya jawab berada di Jakarta dan menginap di Hotel Ibis Wahid Hasyim.
Tanpa tedeng aling-aling, beliau datang bersama pengawalnya menemui saya dan mengajak menyeruput kopi sembari berdiskusi tentang bukunya yang berjudul “H.M.Ridwan Suwidi, Anak Kampung Jadi Bupati”.
Saat pamit, Bupati H.M.Ridwan Suwidi membekali sebuah amplop besar berwarna kuning emas, sebagai bekal selama di Jakarta dan kembali ke Makassar. Sontak Bachiar membuka isi amplopnya rupanya berisi uang senilai Rp 80 juta, Inilah pribadi almarhum yang selalu welas asih dan sangat santun serta amat lembut.**( RM/BNN)
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com