Kolom Mahasiswa

Mengapa Anak Muda Sulit Mendapatkan Pekerjaan?

643views

Oleh Mochamad Faiz Abdul Aziz

Pengangguran adalah salah satu masalah sosial dan ekonomi yang paling mendesak di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Agustus 2022, terdapat 8,4 juta orang yang tidak memiliki pekerjaan, dengan tingkat pengangguran sebesar 5,86 persen. Angka ini diprediksi akan meningkat menjadi 5,3 persen pada 2023, menempatkan Indonesia di peringkat ke-59 dari 100 negara dengan tingkat pengangguran tertinggi.

Namun, yang lebih mengkhawatirkan adalah fakta bahwa sebagian besar pengangguran di Indonesia adalah anak muda, yaitu mereka yang berusia antara 15 hingga 29 tahun. Mengapa anak muda sulit mendapatkan pekerjaan? Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan mereka menganggur?  B agaimana dampaknya bagi masa depan bangsa?

Faktor-faktor yang menyebabkan anak muda sulit mendapatkan pekerjaan sangat kompleks dan bervariasi. Salah satu faktor utama adalah dampak pandemi Covid-19 yang menghancurkan sektor-sektor ekonomi yang banyak menyerap tenaga kerja muda, seperti pariwisata, kuliner, dan ritel. Selain itu, anak muda juga menghadapi tantangan dalam hal keterampilan, informasi, dan jaringan yang dibutuhkan untuk memasuki pasar kerja.

Banyak lulusan sekolah dan perguruan tinggi yang tidak memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar, baik keterampilan teknis maupun social. Kurangnya informasi dan jaringan juga menyulitkan anak muda untuk mengetahui dan mendapatkan peluang kerja yang tersedia. Akibatnya, banyak anak muda yang menganggur atau bekerja di bawah kualifikasi mereka.

Dampak pengangguran anak muda tidak hanya dirasakan oleh individu yang menganggur, tetapi juga oleh keluarga dan masyarakat. Pengangguran anak muda dapat menurunkan kesejahteraan, kesehatan, dan kualitas hidup mereka. Mereka juga berisiko mengalami stres, depresi, dan rendahnya harga diri. Selain itu, pengangguran anak muda juga dapat menimbulkan biaya sosial, seperti peningkatan tingkat kriminalitas, ketergantungan pada keluarga, kehamilan dini, dan perilaku antisosial. Pengangguran anak muda juga mengurangi modal manusia dan modal sosial yang dibutuhkan untuk membangun bangsa yang maju dan berdaya saing.

Untuk mengatasi pengangguran anak muda, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, dunia usaha, dunia pendidikan, dan masyarakat. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
– Mendorong investasi di sektor-sektor yang menjanjikan peluang kerja baru, seperti ekonomi kreatif, digital, dan hijau.
– Meningkatkan akses pendidikan dan pelatihan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, baik melalui jalur formal maupun nonformal, seperti program Ayo Kursus yang diluncurkan oleh Kemendikbud Ristek.
– Memberikan insentif bagi perusahaan yang menciptakan lapangan kerja baru, misalnya dengan memberikan keringanan pajak, subsidi, atau bantuan modal.
– Meningkatkan kerja sama antara sekolah dan berbagai instansi serta dunia usaha, dengan cara mengembangkan program magang, kerja sama kurikulum, dan sertifikasi bersama.
– Meningkatkan mutu pendidikan, terutama di tingkat dasar dan menengah, agar lulusannya memiliki keterampilan dasar yang memadai, seperti literasi, numerasi, dan digital.
– Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan sosial bagi anak muda yang menganggur atau bekerja di bawah kualifikasi mereka, misalnya dengan memberikan bantuan tunai, asuransi, atau layanan kesehatan.
Selain upaya bersama dari berbagai pihak, anak muda juga perlu berperan aktif dalam mencari dan menciptakan peluang kerja. Anak muda harus memiliki sikap positif, proaktif, dan kreatif dalam menghadapi tantangan pasar kerja . Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh anak muda adalah sebagai berikut :
– Meningkatkan keterampilan diri, baik melalui pendidikan formal maupun informal, seperti kursus online, buku, atau podcast.

– Membangun jaringan profesional, baik melalui media sosial, komunitas, atau organisasi, yang dapat memberikan informasi, dukungan, atau rekomendasi kerja.

– Mengeksplorasi berbagai bidang dan industri yang diminati, baik melalui riset, wawancara, atau magang, yang dapat memberikan pengalaman, pengetahuan, atau portofolio kerja.

– Menciptakan lapangan kerja sendiri, baik melalui kewirausahaan, freelancing, atau sosial, yang dapat memberikan penghasilan, kepuasan, atau dampak sosial.

Meskipun tantangan pengangguran anak muda sangat besar, kita tidak boleh pesimis dan putus asa. Kita harus melihat krisis ini sebagai peluang untuk melakukan perubahan dan inovasi. Anak muda adalah aset berharga bagi bangsa, karena mereka memiliki potensi, kreativitas, dan semangat yang tinggi. Anak muda juga merupakan generasi yang akan menentukan masa depan Indonesia, terutama dalam menghadapi bonus demografi yang akan terjadi pada 2030.

Oleh karena itu, kita harus memberikan dukungan dan fasilitas yang memadai bagi anak muda agar mereka dapat berkembang dan berkontribusi secara optimal. Kita harus bersama-sama menciptakan ekosistem yang kondusif bagi anak muda untuk mengejar impian dan cita-cita mereka.

Pengangguran anak muda adalah masalah yang serius dan mendesak yang harus segera diatasi. Pengangguran anak muda dapat menimbulkan dampak negatif bagi individu, keluarga, masyarakat, dan bangsa. Untuk mengatasi pengangguran anak muda, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, dunia usaha, dunia pendidikan, dan masyarakat, serta peran aktif dari anak muda sendiri.

Dengan demikian, kita dapat memberdayakan anak muda agar mereka dapat menjadi agen perubahan dan inovasi yang dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. *

  • Mochamad Faiz, peminat masalah sosial kepemudaan, mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Pasundan (Unpas) Angkatan 2022, Kota Bandung, Jawa Barat.

Leave a Response