Oleh Ridhazia
Kini sudah muncul pacar AI yang semakin sempurna. Lebih romantis dan lebih mesra dari senyatanya.
Tokoh fiksi pada kecerdasan buatan itu mungkin saja menjadi pasangan sejati yang dapat diajak curhat apa saja karena lebih sempurna dari pacar atau suami/istri yang sesungguhnya.
Teknologi secanggih itu akan menjalin hubungan yang mendalam dengan robot AI tanpa terkendala psikologis layaknya kencan dengan lawan jenis manusia.
Ia mengetahui suasana hati seseorang hanya dengan melihat wajah dan identitas pasangan. Hubungan spesial ini lebih sempurna dan menimbulkan kelakuan obsesif secara visual atau emosi.
Bunuh Diri
Ini pelajaran yang tidak boleh terulang. Kencan dengan pacar AI telah menimbulkan korban bunuh diri.
Kematian anak remaja secara sia-sia itu karena saking terobsesi dengan bot buatan yang dipacarinya.
Korban menjadi tergila-gila dan menghabiskan waktu berjam-jam di kamarnya untuk ‘ngobrol’ dengan chatbot tersebut di luar kendali.*
*Ridhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunung Djati, jurnalis dan kolumnis, pemerhati psikologi dan komunikasi sosial politik, bermukim di Bandung, Jawa Barat.
