Daerah

Bantuan BRI, Jadikan BSU Kartini Makin Bersinar

197views

CIAMIS, bandungpos.id — Seperti pepatah, hasil itu tak mungkin mengingkari perjuanganya. Itulah yang dialami Bank Sampah Unit (BSU) Kartini Dusun Majalaya Desa Imbanagara Raya Kabupaten Ciamis.

Keberhasilan BSU diraih melalui perjuangan dan bantua pemerintah Kab.Ciamos dan juga Bang Rakyat Indonesia (BRI).

“Awalnya ini program pemerintah, ada SK Bupati Ciamis yang memutuskan bahwa setiap desa harus mendirikan Bank Sampah,” kata Aan Ketua BSU Kartini, Aan Samsiah.

Dipaparkan Aan, pada tahun 2018, pemerintah kabupaten setempat mendatangi pengurus PKK Desa Imbanagara Raya untuk menyosialisasikan hal tersebut. Namun, pihak PKK sempat menolak karena ketiadaan fasilitas dan modal awal pendirian bank sampah.

Setelah Pemkab datang untuk ketiga kalinya, PKK Imbanagara Raya pun setuju untuk mendirikan BSU Kartini pada tahun yang sama.

Sebagai tahap awal, Aan dan beberapa rekannya melakukan studi banding ke Bank Sampah Alhuda di Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, yang sudah aktif mengelola sampah organik.

Setelah itu, Aan berpikir bagaimana cara untuk menggerakkan ibu-ibu di wilayahnya dalam pembentukan bank sampah. Akhirnya, ia mulai melakukan edukasi dan sosialisasi soal pengelolaan sampah kepada ibu-ibu secara bertahap.

“Karena ibu-ibu di sini suka olahraga, saya akhirnya melakukan sosialisasi sambil jalan santai, senam, kadang-kadang ke pengajian juga,” ungkap Aan.

Perlahan, kesadaran ibu-ibu terhadap pengelolaan sampah mulai tumbuh. Dari situ, partisipasi masyarakat dalam setiap kegiatan BSU Kartini mulai meningkat.

Kemudian, Aan berinisiatif untuk melakukan beberapa terobosan terkait pengelolaan sampah di wilayahnya. Selain jual beli sampah, BSU Kartini juga membuat program tabungan receh, tabungan sampah, tabungan hari raya, budidaya magot, pembuatan kerajinan dari sampah, hingga produksi kompos.

Saat ini, anggota BSU Kartini sudah mencapai 229 orang dengan jumlah nasabah lebih dari 300 orang. Semuanya terdiri dari warga di empat dusun, yaitu Majalaya, Warungkulon, Sukasari, dan Selaawi.

“Padahal awalnya kami (BSU Kartini) hanya punya tujuh orang anggota. Untuk jumlah pengurus sekarang totalnya 22 orang dan semuanya perempuan,” tutur Aan.

Selain itu, saat ini BSU Kartini sudah memiliki kerjasama pengelolaan sampah dengan tiga sekolah, yaitu PAUD Kartini, SMK Bakti Kencana, dan SD Negeri 1 Imbanagara Raya. Sampah dari ketiga sekolah tersebut ditampung dan ditabung di BSU Kartini.

Dikatakan Aan, bahwa semua pencapaian yang saat ini sudah diraih BSU Kartini tidak lepas dari dukungan Pemkab Ciamis dan Bank BRI. Selain pengadaan gedung kantor dan gudang dari pemerintah setempat, BSU Kartini juga menerima bantuan berupa mesin pengolah sampah, insektarium, dan mobil pickup dari BRI pada 2023.

“Dari BRI kami dapat sumbangan berupa mesin press, mesin batako, mesin mencacah magot, furniture kantor seperti rak, insektarium, dan mobil pickup. Nilainya sekitar Rp500 juta. Jujur saja, bantuan dari BRI membuat kami jadi semakin semangat,” ungkap Aan dengan senyum sumringah.

Hal tersebut dibenarkan oleh anggota sekaligus pengurus BSU Kartini, Tuti (59). Menurutnya, setelah ada program penjemputan sampah residu ke rumah warga, jumlah nasabah bank sampah jadi semakin bertambah.

Di sisi lain, proses edukasi dan sosialisasi pengelolaan sampah kepada masyarakat pun jadi lebih mudah.

“Karena kita jadi lebih sering mengangkut sampah ke masyarakat, jadi makin banyak masyarakat yang teredukasi,” ungkap Tuti, yang juga menjabat sebagai Bendahara BSU Kartini.

Baginya, bergabung sebagai anggota BSU Kartini adalah sebuah berkah. Karena dalam setiap kegiatan, pasti ada kepuasan yang membuat Tuti merasakan kebahagiaan.

Sementara itu, Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals). Salah satunya melalui upaya sosialisasi pengelolaan sampah dalam program BRI Peduli Yok Kita Gas.

Dari program ini, masyarakat mendapatkan edukasi tentang pengelolaan sampah dan pelatihan penggunaan alat-alat pengelolaan sampah.

“Di sisi lingkungan, BRI Peduli Yok Kita Gas memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pemilahan sampah baik organik maupun anorganik,” ujarnya.

Sampah anorganik dapat diolah menjadi barang-barang bernilai ekonomis. Dalam mendukung pengelolaan sampah tersebut, BRI telah menyalurkan 173 unit bak maggot komunal dan 50 unit kandang Black Soldier Fly (BSF).

“Hasilnya hingga saat ini sudah terkumpul 236.153 kg sampah organik dan 471.323 kg sampah anorganik di bank sampah. Selain itu, juga tercatat sebanyak 6.921,5 kg maggot terjual dan sebanyak 34.739.868 Kg CO2e karbon tereduksi melalui bank sampah,” ungkap Catur.”

 

Leave a Response