Keluarga

7 Ucapan Orangtua yang Menyakiti Anak

135views

“Pertumbuhan anak dapat dipengaruhi beberapa faktor. Salah satunya faktor psikologis, seperti perkataan yang orang tua ucapkan pada anak. Mungkin sering tidak disadari orang tua, terkadang perkataan atau ucapan tertentu dapat menyakiti anak. Jika anak merasa sakit hati akibat ucapan orang tua, maka perkembangan psikologisnya pun bisa terganggu.”

SEBAGAI orangtua, apa yang dilakukan dan diucapkan di sekitar atau langsung pada anak, dapat meninggalkan dampak yang bertahan lama. Terkadang orangtua sering tidak sadar, seberapa pun tidak tepatnya perilaku anak, tapi menghakiminya dengan ucapan dapat menyakiti anak. Memilih kata yang tepat saat berbicara pada anak merupakan bagian dari pola asuh anak.

Penting bagi setiap orangtua berhati-hati dalam memilih kata saat berbicara pada anak. Ungkapan yang digunakan saat berbicara dengan anak (atau bahkan di sekitar mereka), tidak hanya mencerminkan betapa tidak amannya dunia. Namun juga memengaruhi keyakinan yang mereka kembangkan tentang dunia. Sehingga anak pun          merasa tidak ada tempat aman dan nyaman baginya, bahkan orangtuanya sendiri.

Ucapan yang Tidak Seharusnya Dikatakan Orangtua pada Anak

Terdapat beberapa faktor pertumbuhan pada anak selain faktor fisik yang mesti diperhatikan. Salah satunya yaitu faktor psikologis, seperti perkataan yang orangtua berikan kepada si kecil. Oleh karena itu, hindari perkataan atau kalimat yang mempunyai dampak negatif bagi psikologis anak. Berikut adalah ucapan orangtua yang menyakiti anak:

  1. “Ini bukan urusan anak kecil…”

Pada masa pertumbuhan, anak memiliki rasa ingin tahu yang besar dan ingin mencoba sesuatu yang baru, sehingga wajar jika ia selalu ingin tahu. Jika ada masalah yang tidak seharusnya tidak ia ketahui, sebaiknya berikan penjelasan dengan cara yang benar dan tidak menekankan kalau mereka masih kecil. Bicara dengan cara yang lembut dapat membuat anak mengerti.

  1. “Dasar anak nakal…”

Hindari mengucapkan kalimat negatif kepada anak Anda, seperti “dasar kamu anak nakal!” Cobalah ganti perkataan tersebut dengan kalimat yang lebih halus dan positif.

  1. “Nanti Ayah/Ibu tidak sayang lagi!”

Mengancam sang buah hati dengan kalimat tidak sayang lagi kepada mereka, juga merupakan salah satu ucapan yang akan berdampak negatif bagi psikologis anak. Mereka pun dapat mengingat kalimat ini hingga mereka menginjak usia dewasa.

  1. “Kenapa sih anak Ibu seperti ini?”

Pada umumnya kalimat ini terlontar karena orangtua sedang merasa kesal pada anak. Anak yang sudah bisa berpikir secara kritis, sehingga akan mengira bahwa kita sebagai orangtua menyesal telah memiliki anak seperti dirinya. Anak  pun tentunya akan merasa tidak diterima dengan baik di dalam keluarga.

  1. Membandingkan dengan anak lain

Seringkali orangtua melakukan perbandingan antara adik dengan kakak, maupun dengan teman bermainnya. Meskipun terlihat tidak begitu penting, tapi hal ini bisa menurunkan rasa percaya diri anak. Padahal rasa percaya diri adalah modal utama untuk perkembangan psikologis anak di kemudian hari, hingga anak bertumbuh dewasa.

  1. “Kamu kok bodoh banget sih…!”

Ketika orangtua menyebut anak dengan cara yang menghina, maka itu bisa membuat anak frustasi dan menyakiti hati anak. Begitu kata “bodoh” keluar, anak cenderung memblokir semua hal yang yang dikatakan dan hanya akan mengingat bahwa “aku bodoh”. Ucapan ini tidak hanya berdampak negatif pada suasana hati, harga diri, dan kepercayaan diri anak. Kondisi ini juga dapat merusak hubungan dan membuat anak cenderung tidak melakukan apa yang orangtua inginkan sejak awal.

  1. “Mama/ papa kecewa sama kamu…”

Kata-kata ini sering diucapkan kepada anak-anak di saat perilaku mereka sudah kelewatan. Namun, membuat anak merasa bertanggung jawab atas kekecewaan orang tua hanya menambah rasa sakit hati Si Kecil.

Itulah beberapa ucapan yang harus dihindari orangtua agar anak tidak sakit hati. Menjadi orangtua memang sangat menantang, tapi bagaimanapun orangtua tidak bisa berhenti belajar mengasuh anak. Tidak ada salahnya mencari teman diskusi mengenai pola asuh anak.**(Tulisan sudah ditinjau oleh dr. Fadhli Rizal Makarim/Sumber: Halodoc/Foto: Istimewa/bnn/jit)

 

 

 

Leave a Response