Kolom Sosial Politik

YAI MIM Jalan Konflik Bertetangga ala Sufi

37views

 

Oleh: Ridhazia

Muhammad Imam Muslimin dengan panggilan Yai Mim diberitakan memilih jalan ala sufi ketika menghadapi permusuhan dan pengusiran dari tetangga.

Doktor Ilmu Tasawuf pada UIN Malang itu dihinakan dengan sebutan tak pantas untuk sekelas kiyai yang sudah lanjut usia. Lalu sangkaan keburukannya disebarluaskan ke ranah publik dengan sangkaan negatif.

Dari video yang beredar, ia memilih tak melawan tetangganya. Secukupnya, ia menjelaskan meski dalam tekanan dan kekasaran tetangganya dan persepsi negatif dari pejabat di Kota Malang.

Siapa Yai Mim

Publik belakangan baru mengetahui kalau Yai Mim bukan sekedar mengajar. Ia mendedikasikan hidupnya untuk aktivitas keagamaan yang lebih kongkrit.

Menjadi dosen dipilih untuk menyebarluaskan ilmu dalam kekhususan bidang studi filsafat, tasawuf dan studi Al Qur’an

Penghafal Al Qur’an

Sebagai penghafal Al Qur’an pria kelahiran Blitar, Jawa Timur yang sejak kecil hidup dari pesantren ke pesantren juga membangun dua pesantren.

Tanah milik pribadi di.komplek perumahan dimana ia tinggal juga diwakafkan untuk pendidikan dan pengajian.

Pendek kata, Yai Mim tidak berkekurangan harta. Rumah dan kendaraan mencukupi. Pendidikan tinggi. Juga beristri.

Berbanding terbalik dengan jalan hidup ala sufi yang kerap dilukiskan sebagai berkekurangan harta.

Hidup ala Sufi: Spiritual!

Hidup ala sufi dalam sejumlah referensi identik hidup secara spiritualis. Langkah pengendalian diri dan pertumbuhan diri melalui kesadaran diri, empati, dan penghormatan terhadap kehidupan.

Pribadi yang memilih jalan sufi memastikan diri melepaskan diri dari pengkondisian ekstrnal seperti budaya dan lebih memilih menjadi diri dengan keautentikan agama.*

* Ridhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunung Djati, jurnalis dan kolumnis, pemerhati psikologi dan komunikasi sosial politik, bermukim di Bandung, Jawa Barat.

Leave a Response