KAB. BANDUNG, BANDUNGPOS ID.
Pelakaanaan rehab ruang perpustakaan dan rehab toilet Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Soreang, bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) yang dilaksanakan oleh pihak ke tiga, Diduga banyak ketentuan yang tidak dilaksanakan dan terkesan asal jadi.
Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan menemukan, banyak kejanggalan yang harus dievaluasi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Konsultan Pengawas dan Aparat Penegak Hukum (APH).
Rehab ruang perpustakaan yang dilaksanakan oleh CV Prima Multicon’s dengan nilai proyek RP. 73.425. 00 selain plapon yang menggunakan kayu albasiah tampak beberapa tembok yang sudah roboh, begitupun plapon atap yang pekerjaannya asal jadi.
Sedangkan untuk rehabilitasi toilet CV Karya Gemilang dengan nilai proyek RP. 48. 742. 600 sampai sekarang masih belum di perbaiki, dalam pekerjaannya hanya mengganti pintu, keramik bawah dan samping tidak diganti, bahkan kloset pun masih memakai yang lama.
Seperti dikatakan salah seorang tenaga pendidik, mengatakan, pihaknya mengetahui persis pelaksanaan rehab ruang perpustakaan yang bersumber dari Negara untuk kenyamanan kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.
“Saya mengetahui dari mulai pelaksanaan yang sebelumnya ruangan tersebut tampak bagus dan sekarang menjadi jelek, jarang ada yang datang untuk mengawasi, coba saja lihat saja hasilnya seperti terkesan asal jadi,” katanya di lokasi. Kamis 31 Agustus 2023.
Hal tersebut diperkuat oleh pengakuan Kepala Sekolah SMPN 3 Soreang, mengatakan, bahwa SMPN 3 Soreang mendapatkan bantuan untuk bangunan yang bernilai fantastis hampir 1,4 milyar yang dilaksanakan oleh pihak ke 3.
“Kami sudah memberitahukan semuanya kepada Kasi Sapras di Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung tentang kekurangan dan kualitas pembangunan yang dilaksanakan oleh pihak pemborong,” kata Kurnia di ruangannya. Kamis 31 Agustus 2023.
Pihak sekolah hanya sebagai penerima manpaat, lanjutnya, hanya ikut mengawasi agar kualitasnya dapat dirasakan secara maksimal tanpa ada kekhawatiran baik itu oleh siswa maupun tenaga pendidik.
Tentunya hal tersebut mendapat tanggapan dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Ruli Hadiana, mengatakan, akan segera melakukan pemanggilan terhadap Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Pelaksana Lapangan untuk dilakukan Evaluasi.
“Disdik bukan ahlinya, kita punya Konsultan Perencana, Pengawas akan dipanggil semuanya untuk dilakukan evaluasi,” katanya usai menghadiri nonton bareng Film Tentang Edukasi Polresta Bandung Meniadakan Gank Motor di SMAN 1 Margahayu, Selasa (5/09).
Ketika memang terjadi yang tidak diharapkan, lanjutnya, kedepan akan menjadi beban pemerintah, sekarang masih ada pemeliharaan yang harus dipertanggung jawabkan oleh pihak ketiga. (Id/bnn)