Pegiat Literasi Pasaman Barat Kejar Target 900 Kantong Literasi di Tahun 2030
Pegiat Literasi Pasaman Barat Kejar Target 900 Kantong Literasi di Tahun 2030

PADANG PANJANG, BANDUNG —Forum Pegiat Literasi (FPL) Pasaman Barat pada tahun 2030 mendatang menargetkan 900 kantong literasi tumbuh di Pasaman Barat sebagai upaya memperkuat budaya literasi di daerah tersebut.
Ketua FPL Pasaman Barat, Denni Meilizon, dalam bincang-bincang bersama Majalahelipsis.id di Padang Panjang, Ahad (5/1/2025), menjelaskan bahwa kantong literasi yang maksudnya mencakup berbagai bentuk pusat literasi seperti taman bacaan masyarakat, perpustakaan desa atau nagari, perpustakaan masjid atau musala, serta kafe-kafe baca.
“Saat ini, kami sudah memiliki 49 kantong literasi yang aktif. Mereka menjadi motor penggerak berbagai kegiatan literasi di masyarakat,” ungkapnya.
Kehadiran kantong-kantong literasi ini, menurut Denni, menjadi solusi efektif dalam mendekatkan buku dan bahan bacaan kepada masyarakat, terutama di daerah terpencil yang sulit mengakses perpustakaan besar. Dengan adanya target 900 kantong literasi, diharapkan setiap nagari/desa di Pasaman Barat dapat memiliki akses mudah ke pusat-pusat literasi.
FPL Pasaman Barat tidak hanya berhenti pada penumbuhan kantong literasi, tetapi juga aktif mengedukasi para guru di daerah tersebut melalui berbagai workshop literasi.
“Kami ingin memastikan bahwa guru-guru di Pasaman Barat memiliki kemampuan literasi yang mumpuni sehingga dapat menularkan semangat membaca dan menulis kepada para siswa,” jelas Denni.
Selain itu, FPL juga terlibat dalam penerbitan buku-buku yang dapat digunakan sebagai bahan terbuka atau referensi bagi masyarakat. Penerbitan ini menjadi bagian dari upaya FPL untuk mengoleksi koleksi literasi lokal dan menumbuhkan karya-karya penulis daerah.
Kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, tambah Denni, menjadi kunci sukses FPL Pasaman Barat dalam menjalankan misinya.
Denni menekankan pentingnya sinergi antara komunitas literasi, pemerintah, dan masyarakat dalam mewujudkan Pasaman Barat sebagai kabupaten literat.
“Dukungan dari pemerintah daerah sangat krusial, baik dalam bentuk kebijakan, pendanaan, maupun fasilitasi kegiatan literasi,” tambahnya.
Target besar 900 kantong literasi ini diharapkan dapat tercapai dengan dukungan semua pihak. Denni optimis, dengan kerja keras dan kolaborasi yang solid, Pasaman Barat dapat menjadi model bagi daerah lain dalam pengembangan literasi.
“Kami percaya bahwa literasi adalah kunci untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan membangun landasan gerakan literasi yang kuat, kita dapat menciptakan generasi yang lebih cerdas dan berdaya saing,” tambahnya.
Pasaman Barat memiliki potensi besar untuk menjadi kabupaten literat. Dengan langkah-langkah strategi yang sudah dilakukan FPL Pasaman Barat dan berbagai mitranya, harapan untuk mewujudkan 900 kantong literasi pada tahun 2030 semakin mendekati kenyataan. Keberhasilan itu kelak akan menjadi bukti bahwa gerakan literasi tidak hanya memberikan dampak positif bagi pendidikan, tetapi juga bagi pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat secara keseluruhan. **(Muhammad Subhan/BNN)