
Oleh: Ridhazia
PROGRAM Makanan Bergizi Gratis (MBG) kembali jadi sorotan. Kini giliran insiden terjadi di SD Ketapang penerima menu MBG di Kalimantan Barat keracunan.
Anak-anak kecil yang belum genap 12 tahun terkapar dan muntah-muntah setelah menyantap menu ikan hiu pada 23 September 2025.
Menu yang disajikan untuk program MBG adalah fillet ikan hiu goreng yang menurut penyedia MBG sama sekali tidak pantas dikonsumsi anak-anak.
Sorotan Dunia
Kasus ini keracunan ikan hius menimbulkan tanya mengapa hiu yang dikenal berisiko tinggi karena akumulasi merkuri, justru masuk ke menu anak-anak?
Kasus keracunan makanan massal itu menjadi sorotan dunia. Bahkan mengundang riset para ahli gizi sebab ikan goreng hiu yang dinilai tidak lazim untuk konsumsi anak sekolah.
Penelitian Florida International University (FIU) bersama tim di Hong Kong menunjukkan mayoritas daging dan sirip hiu mengandung kadar merkuri jauh di atas ambang batas aman.
Dari 267 sampel sirip hiu, 75% melebihi batas 0,5 ppm metilmerkuri yang ditetapkan Pusat Keamanan Pangan Hong Kong. Kandungan berbahaya ini bisa memicu gangguan saraf, terutama pada anak dan ibu hamil.
Beda lagi di Jepang. Negara moderen ini sirip hiu dihargai selangit dan jadi bagian tradisi. Bukan menjadi menu makanan anak sekolahan.
Halal
Hiu merupakan sumber protein dan asam lemak omega 3 yang bagus untuk kesehatan.
Komisi Fatwa MUI Pusat menjelaskan hewan yang hidup, berkembang-biak di laut lepas dan bernapas dengan insang, merupakan makanan halal.*
* Rudhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunung Djati, jurnalis dan kolumnis, pemerhati psikologi dan komunikasi sosial politik, bermukim di Bandung, Jawa Barat.