Metro Bandung

Berdemokrasi Bersama Tedx Bandung

Hampir sekitar 2 Milyar orang di dunia ikut serta dalam memilih para pemimpinnya di berbagai tingkatan, tidak terkecuali Indonesia. Di Indonesia telah melahirkan wakil DPR/DPD dan Presiden Prabowo dan Gibran yang akan memimpin Indonesia 2024-2029. Selanjutnya pemilihan kepala daerah serentak pada tanggal 27 November 2024. Setiap Pemilu selalu dibayang-bayangi oleh perilaku pemilih yang transaksional pada setiap proses maupun saat pencoblosan. Karenanya Pemilu menjadi mahal. Franz Magnis Suseno, sekurangnya sekitar 6 Milyar rupiah untuk menjadi pimpinan daerah. Tentu ini akan berimplikasi jangka panjang, kompensasi timbal balik ini menjadikan setiap pengambilan keputusan akan dikuasai oleh kelompok kepentingan bermodal yang direpresentasikan oleh wakilnya. Kerumunan ala TEDxBandung untuk memperluas dialog adalah awal yang baik. Literasi substansi harus terus menerus dilakukan pada berbagai isu publik seperti lingkungan, bencana, sampah, pencemaran, krisis iklim, serta aksesibilitas dan jaminan sosial. Pendampingan warga harus dilakukan. Literasi harus berbuah pada munculnya para Community Organizer (CO,) dan intelektual organik bersama warga merumuskan artikulasi kepentingannya secara lugas, itulah esensi yang disampaikan Farhan Helmy, Presiden DILANS Indonesia dalam pantikan dialog Our Common Future kemarin. Perbaikan secara bertahap melalui pengembangan kebijakan publik dan intervensi program adalah sasarannya. DILANS Indonesia sangat berkepentingan. Warga penyandang disabilitas dan lansia (DILANS) di Indonesia diperkirakan sekitar 50 juta orang, sekurangnya 1 juta orang ada di Kota Bandung. Pemilu diharapkan akan melahirkan kebijakan yang berpihak pada kepentingan warga rentan seperti DILANS. Bukan menjadikannya sebagai obyek ritual lima tahunan, tetapi komitmen percepatan perwujudan hak yang fondasinya sudah dikukuhkan dalam Konvensi PBB, UU 16/2016 (disabilitas), UU 13/1998 (lansia), dan aturan turunannya. Apresiasi atas pencerahan film "Terpejam untuk Melihat" Anatman Pictures serta alokasi ruang untuk memamerkan poster kami. #indonesiainklusif #bandunginklusif #ecosocrights #Presiden4DILANS

Oplus_131072
50views

KOTA BANDUNG,Bandungpos-id –Hampir sekitar 2 Milyar orang di dunia ikut serta dalam memilih para pemimpinnya di berbagai tingkatan, tidak kecuali Indonesia. Di Indonesia telah melahirkan wakil DPR/DPD dan Presiden Prabowo dan Gibran yang akan memimpin Indonesia 2024-2029. Selanjutnya pemilihan kepala daerah serentak pada tanggal 27 November 2024.

Setiap pemilu selalu dibayang-bayangi oleh perilaku pemilih yang transaksional pada setiap proses maupun saat pencoblosan. Karenanya Pemilu menjadi mahal. Franz Magnis Suseno, sekurangnya sekitar 6 Milyar rupiah untuk menjadi pemimpin daerah. Tentu ini akan berimplikasi jangka panjang, kompensasi timbal balik ini menjadikan setiap pengambilan keputusan akan dikuasai oleh kelompok kepentingan bermodal yang diwakili oleh wakilnya.

Kerumunan ala TEDxBandung untuk memperluas dialog adalah awal yang baik. Substansi literasi harus terus menerus dilakukan pada berbagai isu publik seperti lingkungan, bencana, sampah, polusi, krisis iklim, serta aksesibilitas dan jaminan sosial.

Pendampingan warga harus dilakukan. Literasi harus berbuah pada kemunculan para Community Organizer (CO,) dan intelektual organik bersama warga menguraikan artikulasi kepentingannya secara lugas, itulah esensi yang disampaikan Farhan Helmy, Presiden DILANS Indonesia dalam pantikan dialog Our Common Future kemarin.

Perbaikan secara bertahap melalui pengembangan kebijakan publik dan intervensi program adalah sasarannya.

DILANS Indonesia sangat berkepentingan. Warga penyandang disabilitas dan lansia (DILANS) di Indonesia diperkirakan sekitar 50 juta orang, setidaknya 1 juta orang ada di Kota Bandung.

Diharapkan akan melahirkan kebijakan yang berpihak pada pemilu, kepentingan warga rentan seperti DILANS. Bukan dijadikan sebagai obyek ritual lima tahunan, namun komitmen rekonstruksi hak yang fondasinya telah dikukuhkan dalam Konvensi PBB, UU 16/2016 (disabilitas), UU 13/1998 (lansia), dan aturan turunannya. Apresiasi atas pencerahan film “Terpejam untuk Melihat” Anatman Pictures serta alokasi ruang untuk memajang poster kami. (RM/BNN)

 

Leave a Response