Aku Cinta Indonesia (ACI)
Muhammad Tariq, Penulis Buku “Lintas Analisis Kritis”. Pegiat Literasi dan Pemerhati Sosial

Oleh: Muhammad Tariq, Penulis Buku “Lintas Analisis Kritis”. Pegiat Literasi dan Pemerhati Sosial
CINTA TANAH AIR– merupakan perasaan yang harus dimiliki dan menjadi bagian setiap individu terlebih lagi para pemuda sebagai generasi bangsa dan negara. Sikap cinta yang dimiliki oleh setiap individu dapat tercermin dari perilaku membela dan melindungi tanah air, rela berkorban demi kepentingan bangsa, mencintai adat, budaya, serta lingkungan.
Secara sederhana, wawasan kebangsaan bisa ditentukan dari kadar rasa cinta tanah air seseorang. Semakin besar rasa cinta tanah air seseorang, semakin kuat pula potensi wawasan kebangsaan tumbuh dan berkembang dalam dirinya.
Rasa cinta tanah air adalah rasa cinta yang sangat luas dan karenanya diperlukan pemahaman yang cukup mumpuni, terutama tentang sejarah bangsa Indonesia. Secara sederhana penulis mengilustrasikan, rasa cinta tanah air mungkin seperti cinta seorang pemuda pada bangsa dan negerinya.
Hidup seorang pemuda bergantung pada keamanan negerinya dan karenanya pilihan terbaik bagi seorang pemuda adalah mencintai negeri itu sepenuh jiwa raga. Dengan mencintai sepenuh jiwa raga, sang pemuda akan mengenal baik kekayaan negeri yang memberikan kehidupan sekaligus ketenangan dalam berbangsa dan bernegara.
Mencintai sepenuh hati juga akan membuat seorang pemuda mampu memperlakukan negerinya dengan rasa hormat, menghargai, menjaga, dan memeliharanya. Negeri sebagaimana tanah bagi seorang pemuda adalah substansi kehidupan seorang pemuda. Seorang pemuda yang tidak mencintai negerinya dengan sepenuh hati bukanlah seorang pemuda sejati.
Cinta Tanah Air
Arti dari cinta tanah air adalah cinta kepada hegara tempat kita dilahirkan, dibesarkan dan memperoleh kehidupan di dalamnya. Karena dari negara kita tersebut semua yang kita butuhkan akan kita dapatkan.
Hemat penulis, cinta tanah air sama saja rela berkorban demi kepentingan negara. Memajukan kehidupan bangsa, mencerdaskan diri demi ikut berpartisipasi dalam rangka proses pembangunan tanah air atau negaranya dari negara yang kecil, berkembang sampai menjadi negara yang maju.
Menghayati arti dari cinta tanah air memang bukan masalah yang mudah, perlu kesabaran dan kerendahan hati untuk menjalankan hal tersebut, dikarenakan banyak ancaman dan tantangan yang dapat datang dari mana saja, baik itu dalam diri kita maupun dari luar diri kita, baik itu datang dari dalam negeri maupun datang dari luar negeri, tetapi asal kita mempunyai tekad yang kuat untuk mencintai tanah air Indonesia dengan sepenuh hati, pastilah kita akan dimudahkan oleh yang Maha Kuasa dalam segala hal terutama dalam tindakan yang positif.
Perlu diingat bahwa mencintai dan menjaga tanah air Indonesia negaranya sendiri dengan sepenuh hati adalah bentuk perbuatan yang merupakan bagian dari iman. Cinta tanah air dan bangsa pada hakekatnya adalah kebanggaan menjadi salasatu bagian dari tanah air dan bangsanya yang berujung ingin melakukan sesuatu yang mengharumkan nama tanah air dan bangsa.
Deskripsi wujud cinta tanah air dalam kehidupan sehari-hari sebagai warga negara Indonesia sudah selayaknya kita menghormati bangsa dan negara kita sendiri apapun keberadaan dan kondisinya. Orang-orang yang tidak menghormati serta membenci bangsa dan negara tempat kelahirannya bisa disebut sebagai penghianat. Apa salahnya tanah air kita yang begitu kaya raya dan indah, karena kesalahan hanya ada pada manusia-manusialah yang menimbulkan kebencian.
Dengan adanya rakyat yang mencintai tanah airnya, maka negara akan aman dari berbagai macam gangguan yang datang baik dari dalam maupun dari luar negara. Dengan cinta tanah air kita dapat bahu-membahu membangun negeri ini agar bisa sejajar dengan negara-negara maju.
Dengan menyayangi negara Indonesia ini kita akan berusaha sekuat tenaga memberikan yang terbaik bagi sesama, bukan malah menghancurkannya. Banyak pihak asing yang ingin menguasai dan merusak negara kita, sehingga perlu kita menjaga dan mempertahankan hingga titik darah penghabisan.( Penulis Berempat Tinggal di Sulamasi Selatan)