
Oleh: Ridhazia
INSECURE adalah perasaan tidak aman dan tidak percaya diri yang ditandai perasaan cemas disertai kebencian.
Dan, itu semua berasal dari irihati yang berubah menjadi dengki yang berkembang karena terpapar oleh pergaulan sosial yang penuh prasangka negatif.
Dengan kata lain, kebencian itu suatu respons emosional yang muncul karena diasuh oleh faktor kultural yang buruk.
Iri dan Dengki
Frasa iri dan dengki itu berbeda. Jika iri sebagai perasaan tidak senang melihat kelebihan orang lain. Merasa senang melihat orang lain susah, dan merasa susah melihat orang lain senang.
Sedangkan dengki adalah iri hati yang disertai dengan tindakan mencelakai karena menaruh perasaan tidak suka dengan keberuntungan orang lain.
Kerusakan Otak
Para peneliti sedang mencari dasar-dasar neurologis kebencian melalui pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI).
Meski baru sebuah permulaan, para peneliti mengungkap kebencian itu sebagai emosi negatif yang kuat yang berkelindan di otak.
Para ahli saraf dari Laboratorium Neurobiologi University College London sudah menemukan apa yang disebut “sirkuit kebencian” ini pada otak manusia.
Jika sirkuit ini rusak atau cacat memungkinkan seseorang mengalami neurosis dan fiksasi yang pada gilirannya melakukan tindak penghakiman yang berbahaya pada orang lain.
Neurosis dan fiksasi adalah istilah yang digunakan dalam psikoanalisis untuk gangguan mental yang ditandai dengan kecemasan, depresi, dan emosi negatif.
Semua itu berasal dari konflik internal yang tidak terselesaikan.
Sok Paling Superior
Dalam sebuah artikel tahun 2018 , Prof. Agneta Fischer dari Universitas Amsterdam pernah menggambarkan kebencian sebagai fenomena afektif paling merusak dalam sejarah sifat manusia.
Dan, manusia pembenci selalu merasa sangat superior. Selain merasa paling benar sendiri.*
* Ridhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunung Djati Bandung, jurnalis dan kolumnis, pemerhati psikologi dan komunikasi sosial politik, bermukim di Bandung, Jawa Barat.