Opini

Mahasiswa dan Pelajar Jawa Barat Tidak Tahu Arah Hidupnya Kerena Minim Ketrampilan

Mahasiswa dan Pelajar Jawa Barat Tidak Tahu Arah Hidupnya Kerena Minim Ketrampilan

66views

Oleh Raden Aurel Aditya ( Duta Baca Jawa Barat)

Mahasiswa dan pelajar tidak tahu arah hidupnya kerena mereka tidak tahu cara membaca hidup,  dan menulis ulang diri.  Sehingga literasi untuk bertumbuh tidak ada, tidak ada pada kehidupan mereka. Akar masalah sistemik khususunya yaitu Adanya “jurang” antara teori di bangku sekolah dan realitas hidup, serta kurangnya kesesuaian antara keterampilan lulusan dengan kebutuhan industri.

FENOMENA-– yang ditemukan ketika ke sekolah bahkan,  bertemu dengan siswa-siswi 96% dari mereka belum memilik arah hidup, bahkan temuan hasil survey dari 10 teman hanya 80%- nya juga masih bingung dan kuliah hanya untuk menggugurkan kewajiban saja, tanpa tahu dan punya arah kedepanya. Maka dari itu membawa materi ke sekolah tentang membaca hidup, menulis ulang diri & literasi untuk bertumbuh

Sesuai inisiator untuk mengadakan Safari Literasi Duta Baca Jawa Barat, sehingga yang terdampakn siswa-siswi di 11 sekolah pada 9 kabupaten  dan kota 5,  bagian wilayah Jawa Barat,  lulusan SMA umum dan kejuruan (SMK), mahasiswa perguruan tinggi, dan keluarga mereka. Juga memiliki kaitan yang sangat erat dengan dunia kerja  yang mengeluhkan kurangnya keterampilan, dan sistem pendidikan yang berorientasi pada hasil akademis. Melihat historis Ki Hajar Dewantara adalah pejuang kemerdekaan yang mendirikan Taman Siswa untuk menunjang pendidikan pribumi memiliki perhatian luas pada literasi, maka dari situ kita harus paham terhadap esensi literasi.

Karena lulusan SMA/SMK & perguruan tinggi hanya mendapat selembar ijazah sebagai tanda lulus dalam akademik, tapi belum lulus dalam ujian hidp karena dengan akar masalah utama yaitu tidak tahu arah hidupnya kerena mereka tidak tahu cara Membaca Hidup Menulis Ulang diri sehingga Literasi Untuk bertumbuh tidak ada pada kehidupan mereka. Akar masalah sistemik khususunya yaitu Adanya “jurang” antara teori di bangku sekolah dan realitas, serta kurangnya kesesuaian antara keterampilan lulusan dengan kebutuhan industri.

Fenomena ini terjadi sekarang ketika sekarang menjadi duta baca yang disebabkaan dengan masuknya abad ke -20 dengan segala kebijakan, transformasi ketenagakerjaan & teknologi yang sangat pesat sehingga melahirkan generasi sekarang yang bingung & tak punya arah tujuan  hidup.  Seluruh fenomena ini berpusat di Jawa Barat,  khususnya di 10 sekolah dari 5 wilayah yang telah dikunjungi.  Masalahnya sendiri juga  terjadi di seluruh Indonesia.

Maka solusi yang ditawarkan,  adalah menggunakan literasi sebagai alat untuk memahami diri sendiri, bukan sekadar untuk membaca dan menulis. Dengan Membaca Hidup (Memahami realitas, mengenali minat dan bakat.), Menulis Ulang Diri (Mengolah pengalaman sulit, membangun kepercayaan diri.), karena literasi untuk  bertumbuh (Mencapai ketangguhan, kreativitas, dan kemandirian.) ***Penulis Duta Baca Provinsi Jawa Barat

Leave a Response