BUKAN rahasia, bahwa anak-anak sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan. Baik tindakan maupun kata-kata, anak akan meniru sekitarnya tanpa berpikir baik atau buruk. Kata-kata dan tindakan bijak orangtua dapat mengirimkan pesan yang kuat kepada anak. Namun kadang saat marah orangtua bisa bersikap kasar dan melakukan hal yang menyakiti hati anak. Meski dilakukan tanpa sadar, dapat memberi efek buruk pada anak dan terpatri dalam diri mereka. Buruknya lagi bisa sampai mempengaruhi mentalnya.
Melansir dari Parents, kebiasaan orangtua dalam bertindak di luar batas harus dapat dikendalikan. Karena bila dibiarkan, kebiasaan ini akan berubah menjadi pendidikan buruk untuk anak. Berikut tindakan yang harus dihindari para orangtua.
- Mempermalukan dan Meremehkan Anak
Meremehkan anak atas keputusannya kadang dilakukan oleh orangtua sebagai cara mendisiplinkan anak. Sayangnya hal ini berdampak pada perkembangan anak. Mereka akan merasa tidak berarti dan berujung pada masalah depresi dan kecemasan. Tindakan yang meremehkan dan mempermalukan anak antara lain seperti menyebut bahwa ia bodoh, menyalahkan keputusannya, hingga memaksa anak menghadapi hal yang ia takuti.
- Membandingkan Anak
Beberapa orangtua dengan sengaja membandingkan anaknya dengan saudara atau teman sebayanya, dengan tujuan menunjukkan pada anak bahwa ia tidak boleh kalah. Apa tujuannya, tindakan ini berdampak negatif pada harga diri anak. Harga diri terkait dengan masalah kesehatan mental seperti depresi. Bukannya memotivasi anak untuk jadi lebih hebat yang terjadi adalah prestasi anak kian menurun.
- Berprasangka Buruk pada Anak
Saat anak bertengkar dengan teman atau saudara, banyak orangtua menyalahkan anak sendiri. Hal ini mungkin dilakukan karena merasa bersalah dengan orang sekitar atas tindakan yang terjadi antara anak dan temannya. Namun, menuduh anak bukan tindakan yang tepat. Prasangka negatif akan membuat stereotip negatif yang pada akhirnya mendorong anak untuk melakukan hal yang dituduh oleh orangtuanya. Dampaknya, anak akan berperilaku buruk bahkan hingga dewasa.
- Mengancam
ringkali anak menolak melakukan hal yang diminta orangtua. Mengancam adalah jalan pintas untuk memaksa anak agar patuh. Misalnya saat anak tak mau makan, orangtua sering mengancam untuk mengadukan anak pada orang yang mereka takuti. Mungkin anak memang akan patuh seketika, namun pemaksaan dengan ancaman akan memberi masalah perilaku bagi anak.
- Memaksanya Selalu Mengikuti Keinginan Orangtua
Melakukan hal baru seperti mengikat sepatu sendiri, mungkin butuh waktu lama agar anak berhasil melakukannya. Orangtua yang sering merasa tidak sabar seringkali membentak dan memaksa anak agar lebih cepat. Tindakan ini dilandasi ego yang ingin anak agar bertindak seperti keinginan orangtua. Terbiasa memaksa akan membuat anak tidak mampu membuat keputusan saat dewasa karena terbiasa hidup penuh aturan.
Mendidik anak membutuhkan kesabaran dan perhatian. Bila anak memiliki perilaku kurang baik, bisa jadi hal tersebut disebabkan oleh tindakan orangtua. Belajarlah lebih bijaksana dan berhati-hati menyikapi sifat anak.**(Penulis: Mufiidaanaiilaa A.S/Sumber: Fimela/bnn/jit)