Bandung Raya

Unisba Gelar BAIC 2025, Angkat Tema Ekosistem Halal dan Keberlanjutan untuk Dorong Kolaborasi Global

122views

METRO BANDUNG, bandungpos.id – Universitas Islam Bandung (Unisba) kembali menorehkan langkah penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan jejaring akademik internasional. Melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Unisba menyelenggarakan The 8th Bandung Annual International Conference (BAIC 2025) di él Hotel Bandung, Rabu (10/9). Konferensi bergengsi ini menjadi bagian dari rangkaian perayaan Milad ke-67 Unisba dengan mengangkat tema “Halal Ecosystem and Sustainability.” Tema tersebut dipilih untuk menegaskan pentingnya pembangunan berkelanjutan yang berakar pada nilai-nilai halal sekaligus mendorong lahirnya kolaborasi ilmiah lintas negara.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor II Unisba, Prof. Dr. Atih Rohaeti Dariah, S.E., M.Si., menegaskan bahwa BAIC tidak sekadar agenda akademik tahunan, melainkan wadah strategis yang mempertemukan ilmuwan, peneliti, dan praktisi dari berbagai belahan dunia. Forum ini diharapkan dapat melahirkan ide-ide segar yang relevan dengan tantangan global masa kini. “Ekosistem halal bukan hanya tentang kepatuhan pada standar agama atau etika, tetapi juga kerangka kerja yang menghadirkan transparansi, keadilan, dan penciptaan nilai jangka panjang. Ketika nilai halal dipadukan dengan prinsip keberlanjutan, maka keduanya menjadi fondasi penting bagi pertumbuhan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang seimbang,” ungkap Atih.

Lebih jauh, ia menekankan visi besar Unisba sebagai universitas Islam terkemuka di Asia pada tahun 2033. Salah satu misinya adalah menjadi pionir dalam pengembangan industri kesehatan halal. Untuk mendukung cita-cita tersebut, Unisba telah menyiapkan rencana strategis jangka panjang yang mencakup penguatan pendidikan, riset, inovasi, serta pengabdian masyarakat.

Konferensi ini juga diharapkan menjadi pemicu lahirnya gagasan inovatif yang mempertemukan berbagai disiplin ilmu. Menurut Atih, bidang sains, teknologi, dan transformasi sosial merupakan sektor vital yang harus mendapat perhatian agar ekosistem halal dapat memberi dampak nyata bagi pembangunan berkelanjutan.

Sementara itu, Ketua LPPM Unisba, Prof. Dr. Neni Sri Imaniyati, S.H., M.Hum., menambahkan bahwa BAIC merupakan bentuk komitmen Unisba dalam mendorong riset multidisiplin yang berlandaskan nilai Islam, praktik etis, dan keberlanjutan. Tahun ini, kegiatan tersebut diikuti oleh 298 peserta dari 28 universitas dalam negeri serta 12 universitas luar negeri yang berasal dari Filipina, Malaysia, Thailand, India, hingga Amerika Serikat.

Tak hanya menghadirkan peserta yang beragam, BAIC 2025 juga menampilkan empat pembicara utama lintas negara, yakni Prof. Dr. K.A. Aboobaker (Chairman, MES Standing Committee on Engineering & Architecture Colleges, India), Kimberly Jean B. Surmeon, RPh., MSPH. (ESP Program Head, Holy Child Central Colleges, Inc., Filipina), Prof. Dr. Tasya Asprianti (Ketua Program Doktor Ilmu Manajemen, Unisba), dan Riko Amir, S.T., M.T., M.Sc. (Direktur Anggaran untuk Pengembangan SDM dan Kebudayaan, Kementerian Keuangan RI).

Selain sesi pleno, BAIC 2025 juga menghadirkan lokakarya khusus bertema “Transcending Borders, Transforming Disciplines” yang diikuti delegasi dari Indonesia dan Filipina. Workshop ini menghadirkan Dr. Titik Respati, drg., M.Sc.PH. (Sekretaris LPPM Unisba) dan Josie Yap-Tirador, DBA, Ph.D. (Wakil Presiden Bidang Akademik, Goldenstate College, Filipina). Fokus lokakarya adalah membangun penelitian unggul yang melampaui batas negara dan disiplin ilmu, sekaligus memperkuat jejaring kolaboratif di kawasan Asia.

Prof. Neni menegaskan, BAIC 2025 bukan sekadar forum akademik, melainkan gerakan kolektif untuk membangun ekosistem halal berkelanjutan yang mampu melahirkan kebijakan praktis, praktik terbaik, publikasi internasional, hingga jejaring ilmiah lintas negara. “Konferensi ini adalah katalis yang menyatukan sains, kebijakan, dan pengabdian masyarakat dengan nilai-nilai Islam. Harapannya, BAIC dapat memicu lahirnya inovasi etis, inklusif, dan relevan secara global,” jelasnya.

Konferensi kali ini dibagi menjadi dua simposium besar, yakni SoRes (8th Social & Humanities Research Symposium), yang menitikberatkan pada bidang sosial, humaniora, komunikasi, psikologi, manajemen, hukum, pendidikan Islam, ekonomi syariah, serta perbankan syariah. Kedua, SiRes (8th Science & Technology Research Symposium), yang fokus pada bidang teknik industri, pertambangan, perencanaan wilayah, kesehatan, statistik, matematika, farmasi, dan teknologi berkelanjutan.

Menariknya, BAIC 2025 juga membuka peluang publikasi di berbagai jalur bereputasi internasional, mulai dari Scopus Journal, Garuda Indexed National Proceeding, hingga Scopus Indexed International Proceeding. Unisba juga bekerja sama dengan sejumlah co-host internasional seperti Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia, MES College of Engineering India, Holy Child Central Colleges Inc. Filipina, serta beberapa perguruan tinggi lain di Filipina.

Pada sesi penutup, digelar parallel session yang terbagi dalam tujuh ruangan. Setiap ruangan dipandu moderator, didukung timekeeper, serta dinilai oleh juri untuk menentukan presenter terbaik. Artikel pilihan dari SoRes akan diterbitkan di jurnal internasional, sedangkan karya dari SiRes akan dimuat dalam prosiding internasional.

Dengan format yang semakin matang, BAIC 2025 membuktikan bahwa Unisba tidak hanya berperan sebagai pusat pendidikan, tetapi juga sebagai motor penggerak kolaborasi ilmiah global yang berpijak pada nilai halal dan keberlanjutan.(sani/png)

Leave a Response