Kolom Sosial Politik

Sumpah Pemuda Ala SM Kartosuwirjo

8views

 

Oleh: Ridhazia

DARI 13 tokoh pemuda yang berikrar Sumpah Pemuda tahun 1928 ada nama Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo (1905- 1962).

Pria perlenten kelahiran Blora, Jawa Tengah itu sebagai sekretaris perumusan naskah Sumpah Pemuda pada Kongres Pemuda tahun 1928 di Jakarta.

Saat itu mewakili organisasi Jong Java yang didirikan pada 1915 dari cabang Surabaya.

Ditasbihkan Pemberontak

Alih-alih nama besar, keberanian dan pengorbanannya Sekarmadji Maridjan Kartosuworjo yang sejatinya dikenang sebagai tokoh pemuda perjuangan, malah ditasbihkan dalam sejarah Indonesia sebagai tokoh pemberontak DI/TII pada tahun 1949-1962 di Jawa Barat.

Sang tokoh perjuangan negara Islam di Indonesia itu justru wafat dieksekusi mati pihak militer dan dimakamkan di Pulau Ubi Kepulauan Seribu, Jakarta pada September tahun 1962 pada usia 57 tahun.

Lokasi peristirahatan terakhir tokoh perjuangan politik Islam garis keras ini diberitakan sudah tidak diketahui lagi keberadaanya. Bahwa makan tersebut dipindah ke Pulau Onrust belum terkonfirmasi kebenarannya secara forensik. Pihak keluarga juga tidak yakin pemberitaan ini.

Calon Dokter

Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo tercatat sebagai pemuda cerdas. Sejak kecil disekolahkan di sekolah Belanda khusus pribumi.

Setelah kuliah ia menjadi mahasiswa kedokteran pada Nederlands-Indische Artsenschool. Tapi tidak tamat. Sang calon dokter dikeluarkan karena aktivitas politiknya yang keras selama era kolonialis Belanda.

Seperjuangan Bung Karno

Sebagai sesama tokoh pergerakan Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo berteman dekat dengan Soekarno, Semaun, Muso, dan Alimin.

Ia “berguru politik” pada pelopor pergerakan, pemikir, dan pemimpin karismatik dari organisasi Sarekat Islam (SI) yang dijuluki “Raja Jawa Tanpa Mahkota” yaitu HOS Tjokroaminoto (1882-1934).

Selama pendudukan Jepang, Sekarmadji Maridjan menjadi anggota Masyumi. Bahkan, terpilih sebagai Komisaris Jawa Barat merangkap Sekretaris I.

Sikap yang bersebrangan dengan Bung Karno yang memilih partai nasionalis. Dan, kawan seperjuangan lainnya yang.memilih partai sosialis komunis.

Keturunan Arya Panangsang

Publik belum banyak yang mengetahui kalau Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo memiliki garis keturunan dari Arya Penangsang, Raja Demak yang berkuasa pada abad 15.

Arya Penangsang dalam narasi sejarah nasional disebutkan tewas dalam peperangan melawan pasukan Hadiwijaya, yang populer sebagai Jaka Tingkir, yang kemudian mendirikan Kesultanan Pajang.

Gara-gara Renvile

Perpecahan sekaligus perbedaan orientasi politik dengan tokoh perjuangan lain dimulai sejak Sekarmadji Maridjan menolak isi perjanjian Renvile yang ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948 di atas kapal perang Amerika Serikat, USS Renville

Ia kecewa. Ketimbang tunduk dengan perjanjian itu, ia memilih opsi mendirikan negara Islam di Indonesia yang disebut NII di Jawa Barat pada tahun 1948 yang berpusat di Malangbong Garut.

Stigma Pemberontak

Stigma sebagai pemberontak masih melekat pada Maridjan Sekarmadji Kartosuwirjo terkait pemberontakan Pemberontakan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia).

Ia menjadi pemimpin gerakan separatis pertama dengan konsep dan ideologi besar mendirikan Negara Islam Indonesia. Tapi berhasil digagalkan
Pada 27 Agustus 1949. Pasukan DI/TII ditumpas militer dalam operasi khusus yang disebut dengan Operasi Baratayudha.*

* Ridhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunung Djati, jurnalis dan kolumnis, pemerhati psikologi dan komunikasi sosial politik, bermukim di Bandung, Jawa Barat.

Leave a Response