Oleh Ridhazia
Serangan Iran ke Israel sangat mengejutkan dunia. Sebelumnya tidak ada tanda-tanda negara Persia akan membombardir negara Yahudi setelah sebelumnya Israel menyerang konsulat Iran di Damaskus.
Peristiwa di Damaskus memaksa Iran kemudian membalas serangan tersebut pada Sabtu (13/4) waktu setempat dengan mengirim ratusan drone dan rudal pesawat nirawak ke Israel yang dilepaskan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC)
IRGC adalah paramiliter yang didirikan oleh Ruhollah Khomeini pada Mei 1979 setelah Revolusi Islam. Mandat konstitusional IRGC adalah untuk memastikan integritas Republik Islam yang kekuatan setara dengan angkatan bersenjata.
Setan Kecil
Permusuhan Israel- Iran terjadi sejak Revolusi Iran pada 1979. Bagi Teheran, Israel tidak punya hak untuk hidup. Israel sebagai “setan kecil” peliharaan Amerika Serikat yang mereka sebut sebagai “setan besar”. Iran ingin keduanya menghilang dari Timur Tengah.
Di lain pihak, Israel menuduh Iran mendanai kelompok “teroris” dan melakukan serangan terhadap kepentingannya yang dimotivasi oleh sikap anti-Yahudi dari para ayatollah.
Persaingan antara dua “musuh bebuyutan” ini berbanding terbalik ketika Iran sebagai negara monarki yang diperintah oleh Shah dari dinasti Pahlavi sekaligus sekutu utama Amerika Serikat di Timur Tengah. Iran adalah negara Islam kedua yang mengakui pendirian Israel setelah Mesir.
Eskalasi
Serangan udara dari tanah Persia ke Israel menjadi isyarat eskalasi konflik bakal menjadi ancaman serius terhadap negara Yahudi. Bukan mustahil sejumlah negara yang berbatasan dan bermusuhan akan mengepung Israel yang sedang direpotkan konflik dengan Hamas- Palestina di Jalur Gaza yang belum usai.
Konflik dua negara berpeluang meningkatkan eskalasi regional. Bahkan memicu perang baru yang lebih besar. Dari data yang diberitakan Israel lebih unggul di udara. Sebaliknya, Iran lebih unggul di medan laut.
Jika Israel dibantu Amerika. Iran pun tidak bisa diremehkan. Negara Republik Islam Iran ini bersekutu dengan Rusia. Atas alasan inilah, Amerika Serikat tidak pernah berani secara terbuka berkonflik dengan Iran. Demikian juga Israel akan menimbang-nimbang langkah balasan kepada Iran.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah meminta Pasukan Pertahanan Israel untuk memberikan daftar target yang bisa menjadi sasaran serangan di Iran. *
* Ridhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunung Djati, jurnalis dan kolumnis, pemerhati psikologi dan komunikasi sosial politik, bermukim di Vila Bumi Panyawangan, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.



