Opini

Semangat Kebangkitan Nasional dalam Refleksi Hari Dokter: Mengokohkan Peran Kesehatan untuk Bangsa

Semangat Kebangkitan Nasional dalam Refleksi Hari Dokter: Mengokohkan Peran Kesehatan untuk Bangsa

175views

Oleh Sukma Sahadewa

Peran dokter dalam era kebangkitan baru tidak lagi terbatas pada praktik klinis, melainkan juga meluas ke bidang pendidikan dan inovasi. Dalam masyarakat yang masih menghadapi tantangan seperti hoaks kesehatan, vaksinasi, dan penyakit tidak menular yang terus meningkat, kehadiran dokter sebagai komunikator sains sangatlah krusial.

SETIAP– tanggal 20 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional—sebuah tonggak sejarah yang menandai lahirnya kesadaran kolektif akan pentingnya persatuan dan kemajuan bagi bangsa. Di tengah peringatan ini, menarik untuk menyoroti profesi yang tidak hanya berperan dalam penyelamatan nyawa, tetapi juga menjadi garda depan dalam pembangunan bangsa: dokter.

Meskipun Hari Dokter Nasional diperingati secara resmi pada tanggal 24 Oktober (hari berdirinya Ikatan Dokter Indonesia), semangatnya selaras dengan nilai-nilai Kebangkitan Nasional. Keduanya berbicara tentang perjuangan, dedikasi, dan pengabdian demi kemajuan Indonesia. Melihat keterkaitan ini, Hari Kebangkitan Nasional menjadi momentum yang tepat untuk merefleksikan kembali bagaimana peran dokter—sebagai agen perubahan dalam bidang kesehatan—dapat memperkuat fondasi kebangkitan Indonesia di era modern.

Kesehatan sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa:

Kesehatan masyarakat adalah fondasi utama dari sebuah negara yang kuat dan produktif. Tanpa rakyat yang sehat, sulit membayangkan kemajuan di bidang lain, seperti pendidikan, ekonomi, dan teknologi. Oleh karena itu, profesi dokter bukan sekadar praktik medis individu, melainkan bagian integral dari pembangunan nasional.

Dalam sejarah bangsa, peran tenaga medis telah terukir sejak masa perjuangan. Tokoh-tokoh seperti Dr. Cipto Mangunkusumo adalah contoh nyata bagaimana dokter berkontribusi dalam gerakan kebangkitan nasional awal abad ke-20. Beliau tidak hanya merawat pasien, tetapi juga ikut menyuarakan keadilan dan emansipasi rakyat melalui pemikiran-pemikiran progresifnya.

Kini, dalam konteks yang berbeda, dokter menghadapi tantangan yang tak kalah berat: beban pelayanan di tengah sistem kesehatan yang belum merata, risiko kesehatan yang tinggi terutama saat pandemi, serta kebutuhan akan edukasi kesehatan masyarakat yang berkelanjutan. Namun, seperti para pendahulunya, para dokter Indonesia terus menunjukkan semangat pengabdian yang luar biasa.

Dokter sebagai Agen Edukasi dan Inovasi:

Peran dokter dalam era kebangkitan baru tidak lagi terbatas pada praktik klinis, melainkan juga meluas ke bidang pendidikan dan inovasi. Dalam masyarakat yang masih menghadapi tantangan seperti hoaks kesehatan, vaksinasi, dan penyakit tidak menular yang terus meningkat, kehadiran dokter sebagai komunikator sains sangatlah krusial.

Melalui media sosial, forum komunitas, hingga kolaborasi dengan institusi pendidikan, para dokter kini ikut aktif membentuk opini publik yang sehat. Ini adalah bentuk baru dari kebangkitan: memberdayakan masyarakat melalui pengetahuan.

Di sisi lain, perkembangan teknologi kedokteran mendorong dokter untuk tidak hanya adaptif, tetapi juga inovatif. Telemedicine, sistem rekam medis digital, dan penggunaan kecerdasan buatan dalam diagnosis adalah contoh bagaimana profesi dokter bertransformasi mengikuti kemajuan zaman—sebuah bentuk nyata dari semangat kebangkitan yang relevan dengan konteks abad ke-21.

Mendorong Kebijakan Berbasis Kesehatan:

Refleksi Kebangkitan Nasional juga seharusnya menyentuh ranah kebijakan. Pemerintah dan masyarakat perlu memandang sektor kesehatan sebagai investasi, bukan beban. Keterlibatan dokter dalam proses penyusunan kebijakan berbasis bukti sangat penting agar regulasi yang lahir benar-benar berpihak pada kesehatan rakyat.

Misalnya, peran organisasi profesi dokter dalam merancang program penanggulangan stunting, pengendalian penyakit menular, atau advokasi terhadap lingkungan sehat, merupakan contoh nyata kontribusi dokter dalam kebijakan strategis negara.

Lebih dari itu, akses terhadap layanan kesehatan yang adil dan merata harus menjadi prioritas. Dokter-dokter yang bertugas di daerah terpencil adalah pahlawan-pahlawan modern yang menjalankan semangat kebangkitan nasional dengan nyata, bukan sekadar slogan. Maka sudah seharusnya kebijakan negara memberikan perhatian khusus kepada pemerataan fasilitas, pendidikan berkelanjutan bagi tenaga medis, dan kesejahteraan dokter di seluruh Indonesia.

Kebangkitan Nasional bukan sekedar romantisme sejarah, melainkan ajakan untuk terus bergerak maju. Hari Dokter, meskipun tidak jatuh pada tanggal yang sama, membawa semangat serupa: pengabdian tanpa pamrih untuk kemajuan bangsa. Dengan menjadikan kesehatan sebagai prioritas, dan dokter sebagai mitra strategis, Indonesia dapat melangkah lebih mantap menuju masa depan yang lebih sehat dan berdaya saing.

seperti Bung Karno pernah berkata, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.” Hari ini, dokter adalah pahlawan kemanusiaan yang perlu terus kita dukung, kita dengarkan, dan kita libatkan dalam proses kebangkitan. **Sukma Sahadewa, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Leave a Response