Olahraga

Sebanyak 130 Peserta Mengikuti Diklat Pelatih Kyorugi dan Poomsae Pengprov Taekwondo Jabar

41views

 

Bandung, BANDUNGPOS – Sebanyak 130 peserta yang datang dari 25 pengurus cabang (Pengcab) – minus Pengcab TI Kabupaten Banjar dan Kabupaten Pangandaran, mengikuti pendidikan dan latihan (Diklat) Pelatih Kyorugi dan Poomsae Taekwondo Pengurus Provinsi (Pengprov) Taekwondo Indonesia (TI) Jabar.

Peserta kyorugi berjumlah 90 orang. Sementara poomsae  diikuti 40 peserta. Jumlah instruktur dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung  berjumlah 2 orang. Mereka akan memberi materi soal cedera olahraga dan ilmu fisik umum.

Sementara di intern Pengrov TI Jabar diwakili Binpres atas nama Bayu Firmansyah, Taufik Krisna dan seorang pelatih dari Korea. Mereka sudah melakukan seleksi, minggu depan sudah mulai memasuki Pelatda guna persiapan menuju PON Bela Diri di Kudus, Oktober 2025.

Diklat berlangsung dari mulai 5 hingga 7 September 2025 di GOR Tri Lomba Juang, Komplek GOR Pajajaran, Kota Bandung.

Menurut Ketua Pengrov TI Jabar, Divie .SH,MH, Diklat pelatih kyorugi dan poomsae yang digelar selama 3 hari tersebut merupakan program kerja bidang III pelatihan Pengprov TI Jabar tahun 2025.

“Kegiatan tersebut (diklat pelatih) merupakan hasil rapat pengurus mengenai peningkatan kualitas pelatih. Dan hal yang urgen adalah kegiatan ini merupakan kebutuhan dalam upaya peningkatan kapasitas pelatih di Pengcab TI kabupaten dan kota se Jawa Barat,”ujar Divie, Jumat (5/9/2025) di GOR Tri Lomba Juang, Komplek GOR Pajajaran, Kota Bandung.

Divie mengatakan, meningkatkan kompetensi dan kualitas pelatih taekwondo di Jabar adalah hal yang selalu menjadi proyeksi utama guna menyamakan pemahaman yang menyasar ke soal teknik, peraturan dan metodologi pelatihan.

“Lewat Diklat pelatih Kyorugi dan Poomsae, kami mencoba meramu keinginan pada satu titik, yakni membentuk pelatih yang profesional, disiplin dan berintegritas,” ujar Divie.

Pengprov TI Jabar – lanjut Divie, memberikan seluas-luasnya kesempatan menuju Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA), Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) dan kejuaraan-kejuaraan umum lainnya agar rekan-rekan di daerah memiliki kompetensi secara lisensi terkait pemutakhiran sertifikasi.

“Kami – Pengprov TI Jabar, berharap rekan-rekan yang mengikuti kegiatan Diklat selalu meng update skill dan beberapa hal yang menjadi bekal seorang pelatih. Tadi saya memberikan materi tentang tantangan pelatih taekwondo Jabar. Saya tantang mereka untuk mampu mewujudkan predikat pelatih sebagai sebuah profesi,” tutur Divie.

Divie mengingatkan, profesi pelatih harus memiliki etika dan kode etik. Perihal kode etik termaktub di pasal 31 AD/ART PB TI dimana disebutkan, pelatih taekwondo tidak diperbolehkan berpijak di dua kaki. Artinya seorang pelatih taekwondo tidak boleh “nyambi” jadi pelatih cabor beladiri lainnya.

“Proses awal diklat pelatih ini dimulai dari Dan 1. Di daerah-daerah pelatih Dan 1 sudah mulai bermunculan. Tentu saja mereka harus dibekali ilmu kepelatihan. Jadi kompetensi mereka ada di Diklat ini. Usai Diklat mereka akan mendapat sertifikasi. Dan ketika mereka melatih di sekolah atau universitas, sertifikasi organisasi sudah mereka miliki. Tidak bodonglah,” ujar Divie.

Divie menugaskan kepada panitia Diklat untuk lebih menitikberatkan pelatihan teknis yang merangkum ihwal teknik dasar, kemudian kemampuan seorang pelatih untuk mencetak atlet. Induk organisasi pelatih ada PB TI, Pengprov dan Pengcab. Peserta Diklat  harus mendapat rekomendasi dari Pengcab dimana peserta Diklat berdomisili .

“Saya memberi apresiasi sebab ternyata  Diklat ini diikuti juga oleh para atlet dan mantan atlet taekwondo. Di Diklat ada juga pemutakhiran terkait aturan baru. Jangan sampai terjadi ketika coach jadi pelatih dilapangan, dia tidak tahu ada peraturan baru,” tutur Divie.

Kepada peserta Diklat Divie berpesan agar memanfaatkan momen Diklat ini sebaik mungkin sebab tulang punggung prestasi itu ada di sosok pelatih, terutama didaerah.

“Tentu saja pemikiran kita harus membekali mereka (peserta Diklat). Pemikiran dari sisi teknis maupun non teknis,” ucap Divie.

Ditempat yang sama, peserta Diklat Pelatih Kyorugi dan Poomsae Taekwondo Pengurus Provinsi (Pengprov) Taekwondo Indonesia (TI) Jabar dari Pengcab TI Kabupaten Majalengka Didin Syamsudin mengatakan, penyelenggaraan Diklat bukan kali pertama yang diikutinya.

“Diklat taekwondo selalu ada peraturan baru, jadi harus selalu di update terutama di kelas poomsae karena terkait penilaian . Sementara di kyorugi tidak terlalu banyak perubahan,” ujar Didin Syamsudin yang saat ini melatih di dojang Lapangan Udara (Lanud) TNI AU di Kabupaten Majalengka.

Didin yang juga anggota TNI AU serta pemilik Dan 3 ini mengajak pelatih yang mengikuti Diklat untuk tetap bersemangat dan fokus karena ini terkait dengan perwakilan dari setiap pengcab.

Sementara itu perwakilan dari pengcab TI Kota Tasikmalaya Karina Nurdiani merasa bersyukur bisa mengikuti diklat.

“Karena pertama kali (mengikuti Diklat) awalnya saya merasa deg-degan. Tapi ternyata tidak menakutkan seperti yang awalnya saya bayangkan. Bagi saya Diklat ini pengalaman yang seru. Kemudian jadi banyak kenal dengan sabeum dari kota dan kabupaten lainnya,” ujar Karina yang kini melatih di 2 dojang, masing-masing di SMP 2 Tasikmalaya dan di Doka. (den)

 

 

 


 

Leave a Response