
Bandung, BANDUNGPOS.ID – Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Persatuan Olahraga Layar Seluruh Indonesia (Porlasi) Jawa Barat bermuara pada inti bahasan ihwal Babak Kualifikasi (BK) Porprov 2026. Inti bahasan ini sebetulnya sudah dilakukan di Rapat Koordinasi (Rakor).
“Masalah BK cabor layar sebetulnya sudah dibahas di Rakor beberapa waktu lalu. Jadi jumlah nomor yang dipertandingka di BK ada 18. Sementara bagi atlet yang berjumlah diatas 5 boleh tampil di BK, Sebaliknya, jumlah dibawah 5 tak bisa tampil di BK,” ujar Ketua Umum Persatuan Olahraga Layar Seluruh Indonesia (Porlasi) Jawa Barat Arief Prayitno pada acara Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Porlasi Jabar di Gedung KONI Jabar Jalan Pajajaran Kota bandung, Sabtu (15/3/2025).
Arief mengatakan, ada beberapa nomor yang sudah memenuhi kuota yaitu diikuti 5 atlet. Di cabor layar – diakui Arif, kendala yang dihadapi adalah perekrutan atlet.
“Merekrut atlet di cabor layar itu susah. Hal ini dipicu beberapa faktor. Pertama, soal tempat yang harus di laut. Kedua, perahu yang digunakan bertanding terbilang mahal. Oleh karena itu hanya Pengprov Porlasi Jabar yang memiliki perahu untuk bertanding,” ujar Arif.
Lantaran itu – lanjut Arif, persoalan perahu ini pengcab sangat tergantung pada pengprov. Imbasnya ketika melaksanakan BK selalu muncul persoalan perahu rusak.
Di Rakerda yang mengambil taglent “Dengan Tercapainya Jabar Hattrick Kita Jaga Ekosistem Juara”, disinggung pula eksistensi cabor layar Jabar di PON Aceh-sumut tahun lalu. Arif sebagai orang nomor satu di cabor layar Jabar merasa bangga karena atlet-atletnya mampu berkalungkan 2 emas dan 1 perunggu. Torehan medali ini jauh melesat dibanding PON XX Papua tahun 2021. Saat itu tim layar Jabar menempati posisi delapan dengan hanya berkalungkan 3 perak dan 4 perunggu, minus medali emas.
“Kunci sukses merebut 2 emas di PON Aceh-Sumut itu adalah yang pertama soliditas. Mulai dari saya sebagai ketua umum dilanjut ke pengcab kemudian atlet dan pelatih, semuanya menyatu. Yang kedua memang ada potensi yang dimiliki Jabar, terutama kemampuan atlet yang menonjol yang memang sudah diprediksi sebelumnya meraih emas,” ungkap Arief seraya mengapresiasi keinginan KONI Jabar yang menginginkan dirinya memimpin kembali Porlasi Jabar dipengurusan selanjutnya.
Ditempat yang sama, Wakil Ketua V KONI Jabar, Aan Johana yang membidangi kerja sama antarlembaga dan mobilisasi sumber daya, menilai dari berbagai aspek Porlasi Jabar itu sudah luar biasa. Pembinaan yang dilakukan ketua umum Porlasi Jabar sudah tepat sasaran dan menghasilkan prestasi.
“Ada peningkatan 200 persen dari gelaran PON Papua ke PON Aceh-Sumut. Di PON Papua nihil medali emas, Sementara di PON Aceh – Sumut mendapat dua emas. Ketika Jabar sukses menggapat hattrick, kontribusi cabor layar Jabar sungguh luar biasa,” ujar Aan.
Aan juga menilai Porlasi Jabar telah menjadi organsasi olahraga yang sehat dengan hadirnya 13 pengcab di acara Rakerda. Laporan keuanganpun akuntabel, tidak ada persoalan.
“Apalagi yang kurang dari Porlasi ? Jadi kalau beliau (Arief Praytno) berkenan maju kembali sebagai ketua umum, ya lanjutkan saja. Ujung-ujungnya kita mengharap prestasi Porlasi Jabar bisa terulang kembali di PON NTT XXII tahun 2028,” tegas Aan.
Karena prestasi cabor layar Jabar terbilang moncer, persoalan klasik muncul, yakni soal sarana dan prasarana yang harus didukung.
“Ketika cabor sudah menunjukan prestasi, saya berharap soal sarana dan prasarana harus lebih diperhatikan lagi. Dengan segala keterbatasan, prestasi cabor layar sudah bagus. Apalagi kalau sarana dan prasarananya mumpuni, saya rasa bisa lebih berprestasi lagi,” tutur Aan. (den)