
Bandung, BANDUNGPOS.ID – Prestasi cabang olahraga gulat Jabar di ajang PON XXI/2024 Aceh- Sumut memang gagal meraih target 5 medali emas. Meski demikian jika secara total melihat perolehan medali, rasanya kurang tepat seumpama dikatakan gagal total.
“Jumlah total perolehan medal cabor gulat Jabar di PON yang baru lalu adalah 2 emas, 2 perak dan 4 perunggu. Tak buruk-buruk amat sih, walapun demikian kami melakukan evaluasi, terutama terkait target perolehan 5 emas urung tercapai,” ujar Sekretaris Umum Pengprov Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Jabar H. Laga Sudarmadi, Minggu malam (27/10/2024) di Gedung Asprov PSSI Jabar Jalan Lodaya Kota Bandung.
Laga mengatakan evaluasi menyeluruh telah dilakukan. Salah satu topik evaluasi adalah soal usia atlet gulat Jabar yang mayoritas masih belia, dengan demikian ototmatis masih minim pengalaman bertanding.
“Atlet gulat kita masih miskin pengalaman bertanding, sementara lawan yang dihadapi di PON kebanyakan atlet sekelas SEA Games. Tapi perlu digaris bawahi, atlet gulat Jabar yang sekarang tampil di PON adalah cikal bakal untuk PON empat tahun mendatang. Atlet kita yang tampil di PON kemarin adalah sumber kekuatan Jabar di PON empat tahun mendatang,” papar Laga.
Evaluasi selanjutnya menyasar tim pelatih. Evaluasi yang dilakukan ketua umum Pengprov PGSI Jabar H. Yoko Anggasurya tersebut antara lain untuk mengetahui sejauh mana kinerja yang telah diterapkan.
“Hasil evaluasi menunjukkan, ada kesan atlet menjadi bingung menyangkut intruksi pelatih asal korea dan pelatih lokal. Jadi ada semacam miss. Tentu ketua umum memikirkan hal ini demi keberlangsungan prstasi gulat Jabar kedepannya,” ujar Laga.
Bukan mencari kambing hitam – ujar Laga, jika sepulang berlatih dari Korea, mayoritas atlet gulat Jabar didera sakit, Sehingga saat pertamakali akan tampil bertanding di PON, hal utama yang mereka (atlet) perlukan adalah masseur.
“Atlet mengeluh, katanya seluruh badan terasa pasiksak (pegal menyeluruh). Saat itu juga Ketum langsung menyediaka masseur. Selain itu atletpun terlihat kurus. Contohnya berat badan pegulat Dio yang berkisar di angka 125 kg. Namun saat pulang dari Korea berat badannya menjadi 105 kg. Saya nilai ini mungkin faktor kelelahan yang luar biasa,” kata Laga.
Renacananya diawal tahun 2025 ketua umum Pengprov PGSI Jabar H. Yoko Anggasurya akan mengumpulkan semua atlet dan pelatih untuk membahas berbagai hal, menyangkut prestasi, pembinaan serta pola latihan.
“Sebelum PON dilaksanakan Pak Ketum pernah berujar, kalau gagal meraih target 5 medali emas akan mundur. Tapi pada kenyataannya banyak atlet yang tidak setuju Pak Ketum mundur, termasuk juga dari jajaran pengurus PGSI Jabar,” ungkap Laga.
Laga mengatakan, Ketua Umum H Yoko Anggasurya beberapakali menegaskan bahwa kebahagiaan atlet adalah nomor satu, termasuk saat tampil di PON kemarin.
“Semua kebutuhan atlet sekecil apapun telah dipenuhi Pak H. Yoko. Soal kemudian hasilnya meleset dari target, saya pikir itu soal lain. Misalnya kekuatan lawan yang dihadapi ternyata lebih mumpuni,” tegas Laga. (den)





