Ngopi Sewarung Edisi Baduy Merawat Bumi Merawat Tubuh Sendiri
Ngopi Sewarung Edisi Baduy Merawat Bumi Merawat Tubuh Sendiri

Ngopi Sewarung Edisi Baduy
Merawat Bumi
Merawat Tubuh Sendiri
KERIUHAN-– di Kampung Cijahe membuat warga Baduy Dalam merasa gelisah.Sarih dan Arji siang itu menggali menuju saung Jaro Nalim di Cikartawana (Kampung Baduy Dalam). Keduanya bermaksud melaporkan apa yang sedang terjadi.
Jaro Nalim tengah duduk di atas bale saung mengenakan baju adat warna putih saat menerima kedatangan dua anak muda itu.
Suaranya tenang dan kalem ketika ia berkata: “Biarkan saja. Lihat saja, nanti mereka juga akan merasakan akibat perbuatannya. Merusak alam, apapun kenyamanan, itu sama halnya dengan merusak tubuh sendiri. Bumi seharusnya dijaga dan dipelihara seperti kita memelihara dan menjaga tubuh sendiri. Tubuh adalah miniatur bumi. Rambut adalah hutan, perut adalah laut, daging adalah tanah, tulang adalah batu dan akar, urat nadi adalah sungai, dan seterusnya. Satu dengan yang lain saling membutuhkan, bsaling semacam itu juga yang berlaku dalam susunan anatomi tubuh manusia. Apa yang ada di bumi ada di dalam tubuh kita. Mereka yang sekarang sedang merusak alam sebenarnya sedang merusak dirinya sendiri.”
“Bumi sekarang makin tampak pucat dan lesu. Sel-sel darah bumi makin kotor. Saluran urat bumi makin menyempit, kering, akibat latihan mengebor minyak, eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan tanpa batas di banyak sudut bumi.
Bumi juga tampak semakin loyo dan kurang bertenaga karena batu-batu dan batang-batang kayu yang merupakan tulang bumi yang terus menerus digerus untuk keperluan manusia membangun simbol-simbol kemewahan dan kekuasaan,” tutur Jaro.
Aura wajah dan tubuh bumi juga tampak kurang segar dan cantik seperti dulu. Bumi sudah banyak kehilangan saripati dan sumber aura kecantikan ketika emas dan batu-batu mulia sebagai sumber energi dan sumber pesona kecantikan bumi, terus menerus dikeruk sampai ke dasar.
Ibarat perut manusia, saat ini bumi sedang mengalami sakit lambung yang sudah parah akibat terkontaminasi oleh aneka limbah. Air laut mulai sering muntah-muntah. Ombak besar sering datang menerjang daratan tak menentu.
“Agar bumi tak jatuh sakit dan bisa segar kembali, manusia harus rajin merawat bumi dengan baik seperti manusia rajin merawat tubuhnya sendiri,” tutur Jaro Nalim.
Dapatkan sensasi
Tuan Sepuluh