Kolom Sosial Politik

Migrasi Para Pengisap

7views

 

Oleh: Ridhazia

Indonesia adalah negara perokok pria peringkat teratas di dunia. Ironisnya, 7,4% dari total perokok tersebut masih berusia 10-18 tahun.

Berdasarkan data tahun 2025, prevalensi pria perokok di Indonesia diperkirakan menembus 73,2% dari populasi penduduk.

Tak berlebihan kalau “sumbangan” perokok pada pendapatan negara sangat tinggi. Konon melampaui penerimaan dari laba bersih semua perusahaan BUMN.

Migrasi Baru

Tapi akibat kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) yang tiada henti belakangan ini para perokok menjadi korban.

Dan, harus memilih bermigrasi karena cukai yang mahal merembet pada harga rokok.

Alih-alih berhenti sebagai makhluk “pengisap” jutaan perokok di negeri ini beralih ke rokok murah. Bahkan, nekad mencari rokok tanpa cukai produksi rumahan.

Fenomena “downtrading” di Indonesia ini sebagai sebagai taktik balas dendam para pengudud pada negara. Sekaligus menyebabkan penurunan produksi rokok legal. *

* Ridhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunung Djati, jurnalis dan kolumnis, pemerhati psikologi dan komunikasi sosial politik, bermukim di Bandung, Jawa Barat.

Leave a Response