Kolom Sosial Politik

Menjadi LANSIA

260views

 

Oleh Ridhazia

Penuaan adalah bagian alami dari kehidupan. Perubahan fisik, mental, dan emosional sebagai keniscayaan baru. Tapi seiring bertambahnya usia itu, anugerah kebijaksanaan, pengalaman, dan pemahaman yang lebih dalam tentang diri dan dunia di sekitar juga bertambah.

Dalam konteks ini, ungkapan “makin tua, makin baik” menunjukkan bahwa penuaan bisa menjadi pengalaman yang positif dan memuaskan tentang hidup secara otentik. Artinya menjadi lansia bukanlah tabungan penyakit. Tetapi kekuatan dan kelangsungan hidup, sekaligus kemenangan atas segala macam perubahan dan kekecewaan, juga pencobaan dan penyakit.

Para bijak mengatakan dengan bertambahnya usia sesungguhnya menjadi kesempatan untuk fokus pada apa yang benar-benar penting saja. Berfokus pada aspek positif. Usia katanya hanyalah angka. Belajar menerima perubahan yang menyertainya dan menikmati hidup sepenuhnya adalah anugerah. Jadi habiskan sisa usia itu dengan bijak.

Apa itu Lansia..

Disebut manusia lansia (lanjut usia) jika waktu hidup seseorang memasuki usia 60 tahun ke atas (Hurlock,2000). Di Indonesia jumlah lansia cenderung terus meningkat. Jumlahnya sudah berada di kisaran 9,6 persen dari populasi. Dan, lansia perempuan sekitar satu persen lebih banyak dibandingkan lansia laki-laki.

Data dari BPS (2012) penduduk negeri ini yang berusia 60-69 mencapai 63,82 persen, diikuti lansia 70- 79 tahun 27,68 persen dan lansia di atas 80 tahun dikisaran 8,50 persen.

Bukan Tanpa Masalah

Hidup dalam durasi waktu yang panjang bukan tanpa masalah. Proses menua yang merupakan suatu proses alami, progresif dan ireversibel itu kerap dihantui gangguan fungsi tubuh yang kian renta.

Juga muncul masalah psikososial terutama pada lansia yang tidak mendapat dukungan sosial dari keluarga secara optimal (Stuart, 2014) yang ditandai oleh perasaan tidak aman, sering depresi, dan pemarah (Stuart, 2014).

Spiritualitas Tinggi

Sebuah studi menemukan fakta kalau kebanyakan lansia mengalami depresi ringan (78,2 %). Sedangkan yang mengalami kesepian ringan (48,6%). Dan lansia yang mengalamikecemasan ringan (52,1%).

Ringan atau berat lansia dari perspektif psikologis bergantung pada kecil besar spiritualitas. Semakin kuat spiritualitas siginifikan pada kesehatan psikis.

Yang dimaksud spritualitas tinggi bukan diukur oleh religiusitas keagamaan saja, juga perkembangan psikososial lain. Menurut Erickson (1982), spiritualitas itu integritas diri melawan keputusasaan. Dan sikap yang positif terhadap kehidupan (Townsend, 2013)  kematian yang dapat datang kapan saja tidak lagi dianggap masalah. *

* Ridhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunung Djati, jurnalis dan kolumnis, pemerhati psikologi dan komunikasi sosial politik, bermukim di Vila Bumi Panyawangan, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Leave a Response