Oleh: Ridhazia
Diberitakan, sembilan podcast dan yutuber meraup keuntungan karena menampilkan isu-isu politik kontroversi di media sosial.
Semua itu dipilih podcast dan yutuber untuk menambah respon penonton, ketimbang informasi. Sebab peningkatan jumlah penonton dapat dimonetisasi untuk menambah cuan.
Rekaman audio dan video monolog, wawancara, atau diskusi daring dengan topik -topik sensitif dirancang dengan modus konflik dan sengaja “dibenturkan” hanya untuk memicu perdebatan sengit agar topik itu tetap menarik.
Pun, tokoh-tokoh populer, terutama yang kontroversi “diasuh” agar masalah tetap panas. Topik-topik yang panas signifikan meningkatkan interaksi tinggi, dan pada akhirnya menambah pendapatan yang besar.
Algoritma Media
Apalagi allgoritma media sosial dan platform podcast cenderung memprioritaskan konten dengan tingkat interaksi yang tinggi.
Konten yang memicu emosi kuat dan banyak komentar, jika perlu adu domba akan lebih sering direkomendasikan agar meningkatkan jumlah penonton dan pendengar secara signifikan. *
* Ridhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunung Djati, jurnalis dan kolumnis, pemerhati psikologi dan komunikasi sosial politik, bermukim di Bandung, Jawa Barat.
