Kolom Sosial Politik

Kaum Plintiran

32views

 

Oleh:  Ridhazia

FRASA  “kaum plintiran” dalam konteks media sosial merujuk pada kelompok netizen yang sengaja memutarbalikan fakta dan data di media sosial.

Itu sebab, plintiran — dari kata plintir yakni memilin atau memutar sesuatu hingga berubah bentuk — sebagai keniscayaan baru yang bisa terjadi setiap saat.

Plintiran keniscayaan yang akan berkembang dan terus berkembang selama era post truth belum tercerabut dari akarnya.

Berbohong itu biasa saja!

Jangankan mengubah teks asli, mengubah konteks menjadi samar pun menjadi hal biasa. Bahkan berbohong, siapa yang bisa melarang.

Kebohongan di era media sosial bisa menyamar menjadi kebenaran daripada mencari kebenaran yang sebenarnya.

Dengan kata lain, fakta objektif kurang berpengaruh dibandingkan opini yang dibumbui emosi dan keyakinan pribadi.

Bahkan kebohongan yang dipopulerkan sebagai “kebenaran alternatif” itu bobotnya lebih tinggi daripada bukti-bukti.

Begitu saja repot…*

* Ridhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunung Djati, jurnalis dan kolumnis, pemerhati psikologi dan komunikasi sosial politik, bermukim di Bandung, Jawa Barat.

Leave a Response