
Oleh: Kin Sanubary
ADA sesuatu yang khas dari film kriminal Prancis era 1970-an yaitu tenang, dingin, tapi menyimpan bara emosi di balik setiap tatapan. Flic Story dirilis tahun 1975 adalah salah satu contoh terbaiknya. Disutradarai Jacques Deray dan dibintangi dua ikon besar yaitu Alain Delon dan Jean-Louis Trintignant, film ini bukan cuma soal kejar-kejaran antara polisi dan gangster, tapi juga duel psikologis antara dua karakter yang sama kuatnya: satu di pihak hukum, satu lagi di sisi gelap.
Dengan atmosfer suram Paris pascaperang dan alunan musik jazz dari Claude Bolling, Flic Story terasa seperti perpaduan antara catatan kriminal dan potret eksistensial manusia yang kehilangan arah.
Flic Story mungkin tak sepopuler Le Samouraï atau Le Cercle Rouge, tapi film ini punya daya tarik tersendiri: realistis, tegang tanpa perlu banyak letupan, dan sarat nuansa manusiawi. Alain Delon tampil dengan karisma dingin khasnya, sementara Jean-Louis Trintignant memberi warna gelap yang kompleks pada sosok Buisson.
Lebih dari sekadar film kriminal, Flic Story adalah potret dua jiwa yang saling berhadapan di jalan sempit kehidupan. Dan di sanalah kekuatan sinema Prancis bekerja, bukan pada siapa yang menang, tapi pada bagaimana setiap karakter bertahan di tengah kabut moral yang tak pernah benar-benar cerah.*
* Kin Sanubary, kolektor, pendiri dan pengelola Rumah Media Lawas, penerima Penghargaan PWI Jawa Barat 2023 bidang pelestari media massa nasional, bermukim di Tanjungwangi Kabupaten Subang, Jawa Barat.





