Bandung,BANDUNGPOS.ID – Musisi kahot Erwin Gutawa kembali menggebrak blantika musik Indonesia. Dilembaran awal bulan bersejarah bagi bangsa Indonesia, bulan Agustus, Erwin menggelar “Konser Musik Indonesia Lintas Era” di Theatre Jakarta, Taman Ismail Marrzuki, Jakarta Selasa (1/8/2023).
Aksi Erwin di tempat sarat gengsi itu sontak membuat decak kagum seluruh penonton yang hadir.
Sesaat sebelum tampil Erwin Gutawa sempat menjanjikan ihwal pengemasan Symphonesia nantinya akan menampilkan aransemen yang berbeda dengan konser sebelumnya.
“Symphonesia merupakaan Orchestra yang mengaransemen berbagai lagu daerah dan lagu perjuangan Indonesia. Kemudian dituangkan menjadi sebuah karya Symphoni dalam bentuk Orchestra tanpa mengabaikan roh ke Indonesiaan nya,” ungkap Erwin.
Hal tersebut terbukti saat Woro Mustiko Siwi melantunkan lagu Walang Keke yang dilanjutkan dengan menari seperti Tari Topeng dengan diiringi aransemen etnik Jawa yang sangat mempesona.
“Benar-benar menakjubkan Mas Erwin ini, bisa-bisanya mengaransemen sebuah gamelan tari dengan lantunan berbagai alat musik modern,” ujar Weni, salah seorang penonton mengomentari penampilan Erwin Gutawa malam itu.
“Baru kali ini saya menyaksikan kepiawaian sang maestro dalam mengolah gamelan etnis kedaerahan dengan musik orchestra,”tutur Weni dengan semburat wajah terpesona.
Dengan menampilkan berbagai lagu daerah dan beberapa lagu perjuangan seperti lagu Kopral Jono yang dinyanyikan oleh Trio penyanyi Sri Panggung, dikemas sedemikian apik, menjadikan suasana Theatre Jakarta semalam seperti dihipnotis oleh hentakan aransemen cerdasnya.
Dalam pembukaanya, Erwin Gutawa menyampaikan narasi untuk memaparkan tema yang akan di usung dalam konser tersbut. Menurut dia, tema konsernya, bertajuk “Musik Indonesia Lintas Era”, dengan menyuguhkan berbagai lagu daerah seperti dari Papua, Jawa, dan Melayu. Begitu pula beberapa lagu yang akan disuguhkan merupakan lagu perjuangan.
Alasan ditampilkannya beberapa lagu perjuangan, menurutunya, karena berkenaan dengan bulan digelarnya konser tersebut. Erwin pun menegaskan bahwa bulan Agustus ini merupakan bulan keramat dan bulan bersejarah bagi bangsa Indonesia.
Tiket sold out
Dalam konser malam itu, penyanyi asal Papua, Edo Kondologit, didaulat menjadi penyanyi pertama sebagai pembuka acara. Salah satu lagu yang dilantunkannya adalah lagu lama beraransemen Papua besutan Erwin Gutawa yang khusus di ciptakan untuk Edo pada tahun 1996 lalu dan dilanjutkan oleh penyanyi Aning Katamsi yang bersuara seriosa.
Kemeriahan tidak terhenti sampai disana. Penonton yang memenuhi Teater Jakarta tersebut sempat dibuat terpingkal-pingkal oleh ulah sang penyanyi Ardhito Pramono saat menyanyikan lagu Sepasang Mata Bola.
Lagu penutup dalam konser semalam, yaitu lagu Benderaku karya Eros Sheila on 7 dan dipopulerkan band Cokelat yang dinyanyikan bersama oleh seluruh artis pendukung seperti, Ardhito Pramono, Aning Katamsi, Edo Kondologit, Woro Mustiko Siwi, Trio Sri Panggung, Fazka Farhat Rahanan, Stusya Nirvanada serta Etnochestra.
Begitupun seluruh penonton turut serta dalam nyanyian tersebut dengan serempak berdiri dan bertepuk tangan menandai konser malam itu berakhir.
Usai acara, sang produser, Gita Gutawa merasa bersyukur atas suksesnya konser tersebut. Gedung Teater Jakarta yang berkapasitas 1.500 orang penuh terisi tanpa ada kursi tersisa.
“Semua tiket laku terjual,” ujar Gita. Bahkan Gita pun berkeinginan bahwa konser berikutnya digelar secara berkala setiap tiga bulan sekali. (dgp/ecki)