
Bandung, BANDUNGPOS.ID – Denny Susanto gusar bukan kepalang. Itu gegara pemilik klub Duta Pro Bina Taruna tersebut merasa dicurangi Ketua Umum Asprov PSSI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang juga alah seorang anggota Tim Verifikasi Liga 4, Dessi Arfianto
Awal permasalahan bermula saat dilakukan pengundian ulang (drawing) Liga 4 Nasional yang dilakukan atas instruksi langsung dari Ketua Umum PSSI Erick Thohir. Pengundian ulang inilah yang menjadi pemicu Denny Susanto meradang. Denny menuduh otak dibalik kecurangan ini adalah Dessi Arfianto.
Denny menyebut, pengulangan drawing tersebut disebabkan kecurangan yang melibatkan salah satu anggota Tim Verifikasi Liga 4, Dessi Arfianto, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asprov PSSI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
“ Oknum seperti Dessi harus mendapatkan sanksi tegas karena telah mencederai semangat fair play dan pembinaan sepak bola,” tutur Deny dengan mimik muka sarat amarah saat ditemui awak media di sekretariat Duta Pro Bina Taruna, di Kawasan Jalan Oto Iskandar Dinata, Kota Bandung, Selasa (15/4/2025).
Denny menilai, kecurangan dalam proses pengundian berpotensi merugikan klub-klub peserta, termasuk klub yang ia bina. Ia bahkan menuding Dessi sengaja menyabotase Duta Pro Bina Taruna agar tidak tampil di Liga 4 Nasional, meski klub tersebut menjadi runner-up dalam kompetisi Liga 4 Asprov DIY.
“Kami punya catatan lengkap. Antara lain pada kompetisi reguler kami menempati peringkat pertama dengan 15 poin. Meskipun kami kalah tipis 0-1 dari Hizbul Wathan UM di final, kami tetap berhak menjadi kandidat pengganti di Liga 4 Nasional jika ada tim yang mundur. Faktanya, ketika Siwalima FC dari Maluku dikabarkan mundur, tidak ada upaya dari Dessi untuk mengajukan nama Duta Pro Bina Taruna sebagai pengganti,” tutur Denny.
Lantaran itulah Denny menilai keputusan tersebut tidak adil dan mengesankan adanya diskriminasi terhadap klubnya yang mayoritas diperkuat oleh pemain asal Bandung. Padahal, secara administratif dan legal, Duta Pro Bina Taruna merupakan anggota sah Asprov PSSI DIY.
“Seharusnya ada upaya – upaya dari Asprov DIY untuk kemajuan sepakbola di daerahnya. Ini menjadi tugas ketua umumnya, Dessy Arfianto yang juga sebagai salah satu tim verifikasi pelaksanaan Liga 4 Nasional yang ditunjuk PSSI,” ucap Denny.
Denny mengatakan, selama mengikuti kompetisi di Asprov PSSI DIY pihaknya selalu mendapat perlakuan tidak fair dimana setiap keputusan selalu merugikan Duta Pro Bina Taruna. Ada berbagai macam cara yang mereka lakukan.
“Macam-macam caranya, pemain kunci kami diberi kartu merah dan akhirnya tidak bisa main. Terakhir saja, di babak final tahun 2025 ketika menghadapi HW UMY, pemain kami hanya melakukan protes karena ada keputusan wasit yang ganjil, eh pemain kami langsung diberi kartu merah,” ungkap Denny.
Duta Pro Bina Taruna merupakan klub yang telah bergabung dan mengikuti kompetisi di Asprov PSSI DIY sejak tahun 2019 dengan pemain yang ada di DIY dan dikontrak selama lima tahun. Seiring dengan berjalannya waktu, Duta Pro Bina Taruna tidak pernah absen dalam mengikuti kompetisi di DIY.
Pada kompetisi Liga 4 2025 yang diikuti 7 (tujuh) peserta, Duta Pro Bina Taruna sukses menempati peringkat pertama dengan meraih 15 poin kemenangan.
Sesuai aturan yang diterapkan Asprov DIY, sebagai juara Duta Pro Bina Taruna berhak lolos ke babak final, 23 Februari 2025 dan berhadapan dengan runner up, Hizbul Wathan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (HW UMY).
“Kami benar-benar sangat dirugikan. Kami sudah mengontrak pemain dengan biaya besar demi tampil di kompetisi ini. Tapi justru diperlakukan tidak adil oleh pemimpinnya sendiri,” ujar Denny.
Atas dasar itulah, Denny mendesak Ketua Umum PSSI agar mengambil langkah konkret untuk menindak tegas Dessi Arfianto dan memastikan tidak ada lagi oknum yang menyalahgunakan kewenangan dalam tubuh PSSI. (den)